Kejang, Mengapa Bisa Terjadi?

Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak.

Dua pertiga orang yang pernah mengalami kejang, di kemudian hari tidak pernah mengalami kejang lagi. Sepertiganya mengalami kejang kambuhan (suatu keadaan yang disebut epilepsi).

Secara pasti, apa yang terjadi selama kejang tergantung kepada bagian otak yang memiliki muatan listrik abnormal.
Jika hanya melibatkan daerah yang sempit, maka penderita hanya merasakan bau atau rasa yang aneh; jika melibatkan daerah yang luas, maka akan terjadi sentakan dan kejang otot di seluruh tubuh.
Penderita juga bisa merasakan perubahan kesadaran, kehilangan kesadaran, kehilangan pengendalian otot atau kandung kemih dan menjadi linglung.


Kejang seringkali didahului oleh aura, yang merupakan sensasi yang tidak biasa dari penciuman, rasa atau penglihatan atau perasaan yang kuat bahwa akan terjadi kejang.

Kadang sensasi ini menyenangkan dan kadang sangat tidak menyenangkan.
Sekitar 20% penderita epilepsi mengalami aura.

Kejang biasanya berlangsung selama 2-5 menit.
Sesudahnya penderita bisa merasakan sakit kepala, sakit otot, sensasi yang tidak biasa, linglung dan kelelahan.
Penderita biasanya tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama dia mengalami kejang.

2 jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah Kejang Infantil dan Kejang Demam.

KEJANG INFANTIL

Seorang anak yang berbaring terlentang tiba-tiba bangun dan melipat lengannya, lehernya ditekuk dan badannya membungkuk, sedangkan tungkainya lurus.
Serangan berlangsung hanya selama beberapa detik tetapi bisa terjadi beberapa kali dalam sehari.

Kejang ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, dan banyak yang berkembang menjadi bentuk kejang lainnya di kemudian hari.

Sebagian anak yang mengalami kejang infantil mengalami gangguan intelektual atau perkembangan sarafnya tertunda; keterbelakangan mental biasanya terus berlanjut sampai dewasa.

Kejang ini sulit dihentikan dengan obat anti-epilepsi.


KEJANG DEMAM

Kejang demam terjadi karena demam pada anak-anak yang berusia 3 bulan-5 tahun.

Kejang ini terjadi pada 4% anak-anak dan cenderung diturunkan.

Biasanya berlangsung kurang dari 15 menit.

Anak-anak yang mengalami kejang demam lebih mudah menderita epilepsi.

PENYEBAB

1. Demam tinggi (heatstroke, infeksi)
2. Infeksi otak
- AIDS
- Malaria
- Meningitis
- Rabies
- Sifilis
- Tetanus
- Toksoplasmosis
- Ensefalitis karena virus
3. Kelainan metabolik
- Hipoparatiroidisme
- Kadar gula atau natrium yang tinggi di dalam darah
- Kadar gula, kalsium, magnesium atau natrium yang rendah di dalam darah
- Gagal ginjal atau gagal hati
- Fenilketonuria
4. Otak kekurangan oksigen
- Keracunan karbon monoksida
- Berkurangnya aliran darah ke otak
- Hampir tenggelam
- Hampir tercekik
- Stroke
5. Kerusakan jaringan otak
- Tumor otak
- Cedera kepala
- Perdarahan intrakranial
- Stroke
6. Penyakit lainnya
- Eklamsi
- Ensefalopati hipertensif
- Lupus eritematosus
7. Pemaparan oleh obat atau bahan beracun
- Alkohol (dalam jumlah besar)
- Amfetamin
- Kapur barus
- Klorokuin
- Overdosis kokain
- Timah hitam
- Pentilenetetrazol
- Striknin
8. Gejala putus obat
- Alkohol
- Obat tidur
- Obat penenang
9. Reaksi balik terhadap obat-obat yang diresepkan
- Seftazidim
- Klorpromazin
- Imipenem
- Indometasin
- Meperidin
- Fenitoin
- Teofilin
(mediscastore)