Usia Pria Pengaruhi Tingkat Kesuburan

Selama ini yang kita tahu, semakin tua usia seorang perempuan maka tingkat kesuburannya semakin menurun.

Semakin tua usia seorang perempuan maka akan berisiko terhadap kehamilan, baik pada dirinya maupun janin yang dikandungnya. Namun ternyata, sebuah studi menunjukkan bahwa umur seorang pria juga berpengaruh pada tingkat kesuburan.

Sebuah studi terhadap lebih dari 12 ribu pasangan yang menjalani perawatan kesuburan ditemukan bahwa tingkat kehamilan yang turun dan keguguran meningkat ketika suami mereka berusia di atas 40 tahun. Penemuan ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke 24 di European Society of Human Reproduction and Embryology di Barcelona, Spanyol.



Hasil penelitian ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa suami atau laki-laki yang memiliki usia diatas 40 tahun memiliki efek yang besar terhadap hasil reproduksi.


Stephanie Belloc, seorang peneliti dari Eylau Centre for Assisted Reproduction di Paris dan koleganya menganalisa hasil lebih dari 21 ribu intrauterine inseminations (IUI). IUI adalah sebuah tipe perawatan kesuburan dimana sperma pria dipisahkan atau "dicuci" dari cairan air mani dan kemudian dimasukkan ke dalam uterus seorang perempuan. Tim tersebut melihat kualitas sperma dan kehamilan yang ditimbulkan, keguguran, juga tingkat keberhasilan pengiriman sperma.

"kami menemukan bahwa usia pada pria sangat berpengaruh pada tingkat kehamilan, pria dengan usia diatas 40 sangat memberikan efek negatif," kata Belloc di news release seperti dikutip dari situs webMD. "dan mungkin, yang sangat mengejutkan, tingkat keguguran meningkat apabila sang suami berusia diatas 40 tahun."

Tentang usia suami sangat memengaruhi kesuburan, sudah lama menjadi bahan perdebatan. Sampai sekarang, tidak ada bukti klinis yang menyatakan bahwa semakin tua suami maka semakin matang sperma yang dihasilkan dan dapat membuat kehamilan menjadi sehat.

Meskipun penelitian ini melibatkan responden yang begitu banyak, Belloc berencana akan melakukan studi untuk menguatkan hasil penelitiannya ini. "Hasil penelitian ini merupakan implikasi penting untuk pasangan yang akan memulai hidup baru," katanya, "dan kami ingin meneliti kembali dengan jumlah yang besar secepatnya."(mediaindonesia)