Periksa Sperma, Kapan Diperlukan?

SPERMA adalah indikator penting kesuburan pria.  Kualitasnya juga akan menentukan peluang memiliki keturunan.  Bila seorang pria dewasa hidup normal dan mampu membuat istrinya hamil, kecurigaan terhadap kualitas spermanya mungkin tak pernah terlintas.

Akan tetapi, bila pria telah menikah bertahun-tahun dan tak juga membuat sang istri hamil, kecurigaan itu pasti muncul dan kebutuhan akan pemeriksaan sperma pun menjadi hal mendesak. Kebutuhan pemeriksaan juga tidak semata-mata pada soal menghasilkan keturunan, namun dapat pula dipicu oleh faktor lain.

Nah, apa sebenarnya yang membuat pria perlu  memeriksakan spermanya.  Berikut penjelasan Dr Indra C Anwar SpOG, spesialis kesuburan dari Bunda International Clinic (BIC) Jakarta kepada kompas.com.

- Pemeriksaan pra nikah. Sebelum menikah,  tes sperma atau sperma analisa (spermiogram) dapat dilakukan khususnya bagi mereka yang ingin langsung mempunyai keturunan. Pemeriksaan sperma sebaiknya dilakukan di klinik kesuburan agar hasilnya bisa dipercaya, minimal terstandarisasi.

- Istri tidak juga hamil setelah 12 bulan. Bila seseorang dapat melakukan hubungan seksual secara teratur, namun sang istri tak kunjung hamil dalam jangka waktu rata-rata 12 bulan, tentu bisa diduga ada masalah pada kesuburan. "Dalam  masalah kesuburan, tidak hanya istri saja yang harus diperiksa. Suami juga harus mau melakukan pemeriksaan bersama," ungkap Dr. Indra.

-Ada yang salah dari fisik sperma.  Menurut Dr. Indra, pria juga bisa mempertimbangkan pemeriksaan sperma bila ada yang mencurigakan dari fisik sperma seperti volume dan kekentalannya. "Pria normal sedikitnya mengeluarkan air mani sebanyak 2 hingga 5 cc ketika  ejakulasi.  Bila kurang dari itu, tentu pria harus bertanya-tanya dan berkonsultasi.  Konsistensi kekentalan sperma juga harus diperhatikan,  bila encer terus seperti air tentu harus diperiksakan ke dokter," jelasnya.

- Riwayat penyakit, cedera atau operasi.  Hal lain yang membuat perlu memeriksakan sperma adalah bila Anda memiliki riwayat penyakit atau mengalami hal-hal yang kemungkinan bisa mengganggu kualitas sperma sebelum menikah atau masa kecil.

"Misalnya pernah terinfeksi virus mums atau gondongan, atau buah zakarnya dulu pernah cedera atau dioperasi karena spermanya tidak keluar atau operasi hernia. "Hal ini tentu justru membuat pria harus lebih cepat memeriksakannya. Tidak perlu menunggu hingga satu tahun dulu,"  tegas Indra.

- Pola dan gaya hidup tidak sehat.  Pemeriksaan sperma juga patut dipertimbangkan kalau Anda menjalani gaya hidup tidak sehat yang dapat menimbulkan kelainan atau menurunkan kualitas sperma.  "Mereka yang rentan terhadap kelainan atau memburuknya kualitas sperma seperti pengguna narkoba, perokok berat, peminum alkohol berlebihan atau pun  penderita obesitas," tandas spesialis lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.(Kompas,Rabu, 7/5/2008)