Tak Bisa Sembarangan Pakai Alat Kontrasepsi

KONTRASEPSI tentu sudah akrab di telinga kita. Sebab, seiring pergesaran pola pikir dalam perencanaan jarak kelahiran anak, pemakaian alat kontrasepsi semakin populer, terutama di kalangan kaum ibu.

Sejalan dengan tingginya kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, alai kontrasepsi terus berkembang sehingga kian beragam. Salah satu contoh perkembangan alat kontrasepsi terbaru adalah kondom bagi perempuan atau female condom. Fungsi kondom perempuan ini adalah menampung sperma agar tidak bertemu dengan sel telur.

Semakin beragamnya alat kontrasepsi menguntungkan para pengguna (akseptor). Sebab, mereka lebih leluasa memilih kontrasepsi yang paling pas bagi dirinya. Namun, di sisi lain, pilihan yang semakin banyak itu bisa membingungkan, terutama bagi pemakai pemula. Jadi, ada baiknya kita memiliki pemahaman dasar tentang jenis kontrasepsi.

Pada prinsipnya, pemakaian alai kontrasepsi, apa pun jenis dan bentuknya, bertujuan mencegah kehamilan akibat bertemunya sel telur yang sudah matang dengan sperma di dalam rahim.

Jenis kontrasepsi bagi perempuan beragam. Namun, secara umum bisa kita bagi jadi tiga, yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi hormonal, dan kontrasepsi mantap.

Kontrasepsi mekanik merupakan kontrasepsi dengan memakai alat yang dapat mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Jenis kontrasepsi mekanik, antara lain female condom dan pemasangan spiral pada rahim perempuan.

Dengan pemasangan spiral, sel telur yang sudah dibuahi tidak dapat bersarang di rahim sehingga gugur dalam bentuk menstruasi. "Saya lebih suka menganjurkan perempuan menggunakan spiral karena pemasangannya cukup sekali untuk jangka waktu relatif lama," ujar Boyke Dian Nugraha, dokter spesialis kandungan Klinik Pasutri yang terletak di kawasan Tebet, Jakarta.

Kontrasepsi spiral bentuknya bermacam-macam. Ada yang berbentuk huruf S (lippes loop), angka tujuh (copper seven), dan mirip huruf T (copper T). "Yang paling banyak digunakan saat ini adalah spiral jenis T," ujar Boyke.

Ada efek sampingnya

Adapun kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang menggunakan hormon. Hormon ini di sini bisa berupa hormon progesteron atau campuran antara hormon estrogen dan progesteron. Prinsip kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma. "Penggunaannya bisa dalam bentuk pil, suntikan, dan susuk," ujar Boyke.

Kontrasepsi mantap (kontap) merupakan kontrasepsi yang bersifat permanen. Kontap biasanya dilakukan pasangan yang merasa sudah tidak ingin menambah keturunan lagi. Kontap pada perempuan adalah dengan cara tubektomi, "Yaitu dengan mengikat saluran telur dengan tindakan operasi," kata Boyke.

Meski sama-sama berfungsi mencegah kehamilan, masing-masing alat kontrasepsi punya indikasi dan efek samping. Artinya, tidak semua orang cocok memakai alat kontrasepsi tertentu. "Jadi, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum memilih alat kontrasepsi," kata M Lutfi Alkaff, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Dokter Sardjito, Yogya.

Jangan remehkan soal ketepatan memilih alat kontrasepsi ini. Jika salah pilih dapat, menimbulkan efek samping yang tak menyenangkan. Pil dan suntik, misalnya, bisa menimbulkan efek samping berupa pusing, mual, bercak hitam pada wajah, dan menambah berat badan.

Adapun ber-KB dengan pil hormon tidak cocok bagi penderita hipertensi, kencing manis, radang pembuluh darah, dan gangguan jantung. (kompas,Rabu, 17/12/2008)