80 Persen Kasus Hepatitis C Tak Terdeteksi

Sekitar 80 persen kasus yang ditemukan pada penderita Hepatitis C di Indonesia tidak terdeteksi adanya gejala awal, sementara 20 persen penderita lainnya mengaku cepat lelah dan mata berwarna kuning.
    
Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Unggul Budihusodo di Jakarta, Kamis (6/11), mengatakan, seseorang diketahui menderita Hepatitis C saat ia mendonorkan darah dan ketika melakukan general check up.

"Penyakit ini tidak memunculkan tanda sama sekali dan 80 persen di antara penderitanya diketahui menderita Hepatitis C saat menjadi pendonor darah," katanya.

Berdasarkan data WHO, sekitar 7 juta orang Indonesia pernah menderita penyakit tersebut. Dari 80 persen itu kasusnya hanya 20 persen yang dapat sembuh sama sekali, tergantung dari kekebalan tubuh pasien akan penyakit itu.

Unggul menjelaskan, gejala penyakit ini dapat dikenali pada masa akut (dalam masa enam bulan), di antaranya mata kuning dan mudah lelah, tetapi jika sudah pada tahap kronis, air seni penderita biasanya berwarna coklat kental.

"Tidak ada keluhan dan gejala sama sekali saat dites pada masa akut, tetapi bisa saja ketika diperiksa ulang virus bisa ditemukan," katanya.

Hepatitis C yang telah kronis akan menyebabkan kematian meski dalam kurun waktu yang relatif lama sekitar 15-20 tahun (tahap kronik) dan dapat menyerang siapa saja, tidak terkecuali anak kecil. "Tidak ada patokan umur, siapa saja bisa terkena," ungkapnya.

Resiko tertinggi terinfeksi virus, yaitu pada pengguna jarum suntik, penerima transfusi darah, tindik, tato, juga mereka yang berhubungan intim dengan orang yang terinfeksi.

Sementara itu, untuk proses penyembuhan, penderita hepatitis C dianjurkan untuk mengonsumsi obat interferon dan genotype yang harganya mencapai Rp 2-2,5 juta.  Meski harganya mahal, kesempatan untuk sembuh total menjadi lebih besar. Hepatitis C merupakan penyakit yang disebabkan virus Hepatitis C. Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati (Hepatitis), pada tahap kronik dapat menyebabkan sirosis hati (peradangan) dan kanker hati.(kompas,Kamis, 6 November 2008 )