Kehamilan mampu picu serangan jantung

Serangan jantung biasanya identik dengan tekanan darah tinggi, diabetes, dan kebiasaan merokok. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa kehamilan ternyata juga mampu meningkatkan risiko serangan jantung.

"Ada perubahan drastis pada produksi hormon selama kehamilan yang berpengaruh terhadap arteri koroner," tutur Dr. Uri Elkayam, salah seorang peneliti dari University of Southern California, seperti yang dikutip dari ABC News (26/03/2012).

Penelitian yang melibatkan 150 kasus serangan jantung selama kehamilan di tahun 2005 sampai 2011 ini telah dilaporkan pada konferensi American College of Cardiology di Chicago.

Serangan jantung sendiri biasanya dipicu oleh aterosklerosis, sebuah radang pembuluh darah yang mempersulit darah untuk mengalir. Namun hanya sepertiga dari serangan jantung saat kehamilan yang disebabkan oleh aterosklerosis, sebab lain yang lebih besar adalah robeknya tiga lapisan yang membentuk pembuluh darah yang disebut juga sebagai diseksi.

Serangan jantung pun biasanya diobati dengan menggunakan pil yang mampu menghilangkan penggumpalan dalam pembuluh darah atau memasukkan sebuah tabung buatan berukuran kecil untuk membuka arteri yang menyempit. Akan tetapi wanita hamil yang mengalami diseksi sangat tidak disarankan untuk melakukan pembedahan ini.

Meskipun demikian, Elkayam menyebutkan bahwa para wanita tidak perlu khawatir untuk hamil, sebab kasus serangan jantung pada kehamilan ini masih terhitung dalam skala kecil.