Kolesterol versus Kalori


Kolesterol dan kalori adalah dua hal yang memiliki fungsi berbeda meski keduanya bisa bersumber dari makanan. Keduanya diperlukan tubuh tapi jika dikonsumsi dalam berlebihan bisa berkontribusi terhadap penyakit kronis.

Secara kebetulan, banyak makanan yang tinggi kolesterol juga tinggi kalori. Hal ini karena makanan kolesterol tinggi cenderung tinggi lemak, dan lemak memiliki kalori paling tinggi.

Tidak semua makanan mengandung kolesterol tapi semua makanan memiliki kalori. Kolesterol hanya ditemukan dalam produk hewan seperti kuning telur, daging merah, jeroan, unggas, kerang, krim dan produk susu.

Sedangkan kalori dimiliki hampir semua makanan. Meski menurut Departemen Pertanian AS (USDA), makanan yang sehat adalah yang secara alami mengandung rendah kalori dan dikemas dengan nutrisi penting.

Makanan rendah kalori contohnya seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, serta berprotein seperti ikan, kacang, kedelai dan dada ayam tanpa kulit.

Kolesterol

Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan dalam darah dan sel-sel tubuh dan merupakan nutrisi penting yang diperlukan tubuh manusia untuk menjalankan fungsi utamanya.

Kolesterol disusun dalam tubuh oleh hati dan kemudian dikirim ke berbagai bagian tubuh oleh darah. Menurut American Heart Association (AHA), kolesterol digunakan untuk membentuk membran sel dan hormon.

Dua jenis utama dari kolesterol adalah low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL). LDL tinggi dan HDL rendah merupakan faktor risiko penyakit jantung.

LDL seharusnya di bawah 160-190 mg/dL bagi kebanyakan orang dan kurang dari 100-130 mg/dL untuk penderita diabetes dan orang yang berisiko penyakit jantung. Sedangkan HDL sebaiknya di atas 40-50 mg/dL untuk kesehatan yang baik.

LDL dapat diturunkan dengan membatasi makanan tinggi kolesterol dan HDL dapat ditingkatkan dengan memperbanyak latihan olahraga.

Dilansir dari Livestong, Senin (12/7/2010), Federal dietary guidelines merekomendasikan untuk membatasi kolesterol kurang dari 300 mg per hari. Tapi orang dengan penyakit jantung harus membatasi asupan kolesterol kurang dari 200 mg per hari.

Kalori

Kalori merupakan jumlah energi yang tersimpan dalam makanan atau satuan untuk menghitung energi. Dengan kata lain, makanan yang tinggi kalori akan menghasilkan lebih banyak energi.

Asal tahu saja, lemak memiliki jumlah kalori paling banyak ketimbang karbohidrat dan protein. Makan terlalu sedikit kalori dapat menyebabkan kekurangan gizi, tapi makan kalori berlebihan dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan dan obesitas (kegemukan).

Obesitas merupakan faktor risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, liver, penyakit ginjal, stroke dan kondisi kronis lainnya. Maka jumlah kalori yang dikonsumsi sehari harus seimbang dengan jumlah kalori yang dihabiskan melalui kegiatan sehari-hari dan olahraga.

Menurut AHA, rata-rata orang dewasa membutuhkan sekitar 2.000 kalori per hari, tetapi angka tersebut berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas dan tujuan kesehatan.

Secara umum, laki-laki, orang yang aktif secara fisik dan dewasa muda membutuhkan lebih banyak kalori ketimbang yang lainnya. Orang yang kegemukan perlu mengurangi asupan kalori dan meningkatkan tingkat aktivitas fisik untuk mendukung penurunan berat badan.

Cara mengurangi kolesterol dan kalori

Orang yang kegemukan harus mengurangi asupan kolesterol dan kalori. Makan makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, serta membatasi daging dan produk susu tinggi lemak akan membantu mengurangi asupan kolesterol dan kalori.

Asupan kalori juga dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah lemak, gula dan alkohol, yaitu dengan membatasi makanan goreng, makanan cepat saji, soda, makanan penutup (dessert) yang manis, makanan ringan, mentega, krim dan permen.

(mer/ir)

Sumber: detikcom