Mengapa Rambut Saya Rontok dan Berketombe?


Traditional Chinese Medicine (TCM) sejak jaman dahulu menggunakan 3 bagian tubuh manusia sebagai indikator kesehatan: kulit, kuku dan rambut. Orang dengan asupan nutrisi sehat seimbang akan tecermin pada keindahan kulit, kuku dan rambutnya. Kesalahan awam bahkan para ‘pakar masa kini’ adalah terlalu men-spesialisasi-kan masalah. Padahal tubuh manusia bukanlah seperti mobil yang terakit dari berbagai suku cadang (=dari yang banyak, jadi satu). Kebalikannya, tubuh manusia justru berasal dari 1 sel embrio yang berkembang, menjadi organ, jaringan dan sistem. Jadi, masalah sekecil apa pun dari salah satu bagian tubuh sebenarnya terkait erat dengan apa yang terjadi di keseluruhan tubuhnya. Dan hal ini tidak bisa dipisahkan begitu saja. Berbeda dengan ketika anda menservis mobil. Suku cadang apa yang rusak, maka itu sajalah yang perlu diganti. Karena asal usul mobil memang berasal dari banyak suku cadang.

Rambut rontok dan berketombe bukan cuma masalahnya rambut. Pasti tubuh anda di bagian lain memiliki masalah juga yang barangkali luput dari perhatian atau belum anda anggap penting. Tidak ada istilah “gizi khusus” buat rambut. Rambut rontok berarti ada masalah dengan kekuatan akar dan kerapuhan rambut itu sendiri. Apalagi berketombe, artinya ada makhluk hidup lain yang nebeng di sana (bila berasal dari jamur rambut) atau kulit kepala yang flaky (mudah mengelupas, seperti bersisik).

Kita tidak bisa semena-mena ‘menyuruh’ rambut untuk sehat dengan ‘membombardir’nya dengan terapi khusus rambut, sementara problem mendasarnya tidak diperbaiki. Mari kita lihat dari yang paling dasar: bagaimana komposisi makanan anda?

Makanan sehat seimbang terdiri dari karbohidrat baik yang lambat dicerna jadi gula, berserat tinggi, bersifat alkalis, kaya antioksidan (sayur lalap, dan buah yang tidak terlalu manis), protein yang berasal dari ikan laut dalam, ayam, telur atau kacang-kacangan, dan lemak dalam bentuk asam lemak esensial tak jenuh (kemiri, buah alpukat dan minyak zaitun).

Lupakan kebiasaan mengonsumsi karbohidrat buruk yang cepat dicerna menjadi gula (termasuk segala bentuk gula dan turunannya, terigu dan produknya, beras dan pati). Gula bukan hanya saja mempercepat proses penuaan, bahkan juga sumber makanan bagi para jamur, bakteri, hingga percepatan tumbuhnya tumor.