Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Penyakit Vertigo


Vertigo sebetulnya bukan penyakit melainkan gejala dari sederet penyakit. Sekurang-kurangnya ada sepuluh penyakit yang disertai dengan gejala vertigo. Bisa enteng. Mungkin juga berat. Ada yang menyembuh sendiri, ada pula yang membutuhkan operasi.

Pak Sab, 56 tahun, mengeluh sering pusing setiap pulang dari kantor. Kepala terasa penuh, berat, dan tidak enak, tak ubahnya orang mabuk laut. Mendengar istri mengeluh, menantu macam-macam, dan anak tidak beres, Pak Sab, merasa pusing. Apa itu vertigo?

Bukan. Vertigo itu rasa berputar-putar. Melihat benda dan barang-barang di sekitar berjumpalitan, itu yang lazim dikeluhkan orang yang sedang vertigo. Tujuh keliling, kata orang. Orang merasa badan maupun benda di sekelilingnya berputar-putar.

Vertigo juga sering dirancukan dengan perasaan kepala kosong, rasa seperti mau pingsan akibat darah rendah, atau kurang darah. Tapi tidak ada rasa berputar-putar itu. Dan pada vertigo betulan, orang juga mengalami gangguan berjalan lurus, selain mungkin juga disertai rasa mual, dan pergerakan bola mata abnormal ke salah satu sisi. Pada penyakit Meniere, keluhan vertigonya disertai gangguan pendengaran juga.

Gangguan organ keseimbangan
Tubuh senantiasa terpelihara dalam posisi tegak seimbang. Itu terlaksana berkat ada alat kontrol organ keseimbangan di dalam ruang telinga tengah, yang letaknya berdampingan dengan saraf dan organ pendengaran.

Organ keseimbangan bekerja sebagai sebuah sistem. Ada tiga gelung pipa (semicircular canal) berisi cairan yang ketiga gelungnya bermuara ke dalam ruang vestibule.

Di setiap ujung gelung pipa terdapat ujung-ujung saraf cupula yang berada dalam ruang ampulla. Cupula ini bersifat peka rangsangan jika tersentuh oleh aliran cairan dalam gelung pipa yang mengalir hilir mudik sesuai dengan posisi dan gerakan kepala. Dalam posisi-posisi kepala tertentu kadang aliran dalam gelung menyentuh cupula, kadang pula tidak.

Ada tidaknya sentuhan aliran cairan dalam masing-masing gelung pipa terhadap masing-masing cupula yang akan memberi informasi ke otak lewat sarar keseimbangan (vestibular nerve). Informasi ini yang mengabarkan ke otak sedang dalam posisi apa tubuh berada dari saat ke saat. Lalu otak menata posisi seimbang dengan memerintahkan kepala dan postur tubuh jika ternyata berada dalam posisi tidak, atau kurang seimbang, sehingga tubuh senantiasa terpelihara dalam posisi tegak seimbang. Untuk itu perlu koordinasi pula dengan mata.

Keluhan vertigo muncul jika kerja organ keseimbangan ini mengalami gangguan. Gangguan bisa terjadi di komponen keseimbangan bagian mana saja. Bisa di organ keseimbangannya sendiri, bisa juga di tingkat pusat atau otak. Maka, diagnosisnya tidak selalu sederhana.

Untuk melacak penyebab vertigonya perlu dilakukan dengan beberapa tes dan pemeriksaan di bagian mana organ keseimbangan mengalami gangguan. Untuk itu diperlukan tes pendengaran, tes fungsi vestuble, foto tengkorak, memeriksa cairan otak, rekam otak EEG, scan kepala, dan pemeriksaan pembuluh darah leher serta kepala.

Penyakit telinga sendiri lebih dari sepuluh jenis. Gangguan telinga bisa menjadi sumber penyebab vertigo, termasuk infeksi, radang, dan tumor di dalam ruang telinga tengah tempat organ keseimbangan berada. Infeksi dan tumor juga bisa mengenai saraf dan inti saraf di dalam otak, selain jika terjadi kelainan bola mata, gangguan aliran darah leher, penyakit saraf, atau tumor otak sendiri.

Mengenal sifat vertigonya
Vertigo yang datang dadakan dan diselingi masa normal, umumnya bersifat ringan, biasanya disebabkan oleh gangguan organ keseimbangan di ruang telinga. Vertigo jenis ini biasanya akan mereda sendiri setelah beberapa hari.

Jika vertigo disertai dengan gangguan pendengaran, tuli sesaat, mendengar bunyi mendesis, kemungkinan ada gangguan di saraf pendengaran juga, selain di organ keseimbangan. Jika ada infeksi di gelung pipa organ keseimbangan, gejala vertigonya biasanya berat. Dan jika keluhan vertigonya menetap untuk waktu lama, dan disertai gerakan bola mata abnormal, diikuti pula dengan gangguan melangkah, kemungkinan gangguannya terletak di otak. Vertigo pada peradangan vestibule di organ keseimbangan juga bisa menetap beberapa hari bahkan sampai beberapa minggu.

Orang yang mengidap darah rendah sering mengeluh pusing setiap kali bangkit dari posisi berbaring (postural hypotension). Pada kasus ini bisa vertigo juga. Termasuk pada orang yang keracunan obat-obatan, seperti obat anti-TBC golongan Streptomycine, alkohol, dan opium.

Vertigo tergolong ringan jika penyebabnya bukan di otak, melainkan di organ keseimbangan yang mengisi ruang telinga tengah. Selain vertigonya lebih lekas mereda, keluhan vertigonya bangkit hanya jika kepala berputar ke arah tertentu saja. Sedang jika vertigonya disebabkan oleh gangguan di otak, selain lama baru mereda, bangkitan vertigo mudah muncul pada setiap perubahan posisi kepala.

Vertigo yang bersumber di otak dapat muncul sehabis gegar otak. Kemungkinan saraf vestibule lumpuh sesisi atau kedua sisi. Vertigonya disertai mual dan muntah, yang berlangsung terus menerus dan disertai gerakan bola mata yang abnormal. Dengan obat-obatan keluhan vertigo umumnya menyembuh dalam 1-3 bulan.

Adakalanya setelah vertigo sehabis trauma kepala mereda, disusul dengan vertigo yang bangkit jika kepala dalam posisi tertentu. Vertigo jenis ini hilang timbul, mungkin sepanjang hidup akibat ada kerusakan menetap pada saraf keseimbangan atau kerusakan di dalam ruang vestibule.

Jangan lupa vertigo akibat keracunan obat-obatan bisa juga mengganggu pendengaran. Umumnya setelah obat dihentikan, keluhan akan pulih sendiri dalam waktu 6 bulan sampai setahun. Selain vertigo dan tuli, mungkin juga disertai keluhan berisik di telinga (tinnitus). Sindroma keracunan obat umumnya muncul dengan keluhan mual, pusing, dan sempoyongan.

“Benign Paroxysmal Positional Vertigo”
Kasus vertigo paling sering tergolong vertigo jenis yang ringan. Umumnya bangkit oleh perubahan posisi (Benign Paroxysmal Positional Vertigo, BPPV). Keluhan biasanya bangkit sehabis dari posisi berbaring. Setiap kepala bergerak terasa pusing, mungkin disertai mual dan muntah, tanpa disertai gangguan pendengaran. Selain sebab trauma, jenis vertigo ini bagian dari proses menua juga.

Pada kasus ini ada sejenis kristal kapur (calcium carbonate) yang berada dalam cairan gelung pipa organ keseimbangan. Pada orang-orang tertentu, kristal ini tersangkut di ujung-ujung saraf cupula, sehingga secara berkala keluhan vertigo bangkit. Keluhan biasanya muncul jika kepala bergoyang. Keluhan vertigo juga terasakan jika duduk dan merasa enak jika berbaring miring.

Pada kasus vertigo betulan, pasien sungguh tidak berani menggerakkan kepala. Dan tidak pula berani membuka mata. Untuk itu perlu penyangga leher agar posisi kepala tetap tegak lurus ke depan. Sedang pada kasus vertigo palsu, vertigo akibat keluhan jiwa, misalnya, kepala dapat dengan bebas bergerak tanpa disertai keluhan vertigo, namun mengaku vertigo.

Terapi vertigo sendiri tergantung penyebabnya. Jika tidak ada penyebab organik yang nyata, obat-obatan umumnya bisa menolong. Jika ada gangguan, kelainan, atau penyakit yang merupakan akar penyebab vertigonya, tentu harus disingkirkan, sebab obat saja tidak menyembuhkan.

Pada kasus BPPV diperlukan bantuan dengan prosedur tertentu untuk memindahkan kristal kapur ke area yang tidak menimbulkan keluhan vertigonya. Atau mungkin diperlukan tindakan pembedahan.

Jangan lupa. Vertigo juga bisa merupakan bagian dari tumor otak. Ada beberapa jenis tumor di dasar otak, selain tumor otak kecil, yang gejalanya disertai vertigo juga. Tumor pada saraf pendengaran umumnya diawali dengan tuli dadakan yang semakin hari semakin memburuk. Kemudian disusul dengan keluhan vertigo. Kalau berjalan suka sempoyongan. Jika tumornya sudah menjalar, muncul kelumpuhan wajah separuh, dan vertigonya kian hari bertambah buruk. Pada jenis tumor otak lain disertai dengan gejala gangguan fungsi otak lain, sesuai dengan peta fungsi otak yang diembannya.

Setiap keluhan vertigo harus dinilai. Jika gejalanya muncul dari proses yang progresif, semakin hari vertigonya semakin berat dan disusul dengan bermunculannya keluhan-keluhan lain. Vertigo yang ringan dan bukan gejala dari penyakit berat, biasanya tetap tidak bertambah berat, dan hanya muncul sesekali saja. Sebagian keluhan vertigo bahkan bisa menyembuh sendiri.