Inilah Sebabnya Sperma Pria di Kota Besar Kerap Tidak Subur



Polusi lalu lintas bisa mempengaruhi kesuburan pria dengan cara merusak sperma. Begitu kesimpulan periset University of Naples, Italia, setelah meneliti 85 pekerja di sekitar sebuah gerbang tol. Menurut periset, kualitas sperma ke 85 orang itu lebih buruk dari sekelompok pria lain yang dijadikan contoh pembanding.   

"Jumlah sperma tidak berbeda secara mencolok antara dua kelompok yang kami teliti. Tapi, secara umum, sperma dari kelompok pertama lebih lemah dan tidak aktif. Jadi mereka menyimpan potensi ketidaksuburan," ungkap peneliti dalam laporannya di jurnal Human Reproduction dikutip Selasa (29/10/2013).

Menurut Dr. Michele de Rosa, salah seorang anggota peneliti, tingkat testosteron dan hormon lain pada pria yang terpapar polusi selama enam jam sehari masih terlihat normal. Meski begitu, gerak sperma lebih lemah sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk membuahi indung telur.

"Pengkajian kami memperlihatkan bahwa terus-menerus terpapar polusi lalu lintas bisa merusak kualitas sperma pada pria," tutur De Rosa.

Sekitar sepertiga kasus ketidaksuburan disebabkan oleh pihak pria yang biasanya berkaitan dengan kualitas dan kuantitas sperma. Normalnya, pria setidaknya menghasilkan 20 juta sperma pada tiap mililiter cairan. Gerakan yang lemah atau bentuk sperma yang abnormal juga mengganggu kemampuan pria untuk menghamili.

Dalam penelitian, petugas tol itu menjalani wawancara dan pemeriksaan fisik secara lengkap. Di antara mereka, 71 telah menikah dan tujuh orang tidak mempunyai anak. Menurut periset, para petugas tol itu telah terpapar nitrogen oksida, sulfur oksida, karbonmonoksida, serta timah dalam tingkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain.

Periset berpendapat, kemungkinan nitrogen oksida dan timah merupakan penyebab utama kerusakan sperma. Meski pengkajian lebih lanjut masih dibutuhkan, De Rosa berharap temuan yang diperolehnya akan membuat pihak-pihak yang berkepentingan lebih mempedulikan polusi lingkungan hidup.