Sperma Hasil Masturbasi dengan yang Tidak, Beda Lho



Para ilmuwan berusaha menciptakan sel sperma dari kulit pria untuk memberikan harapan pada pria yang tak bisa menghasilkan sperma.

Para ilmuwan berusaha menciptakan sel sperma dari kulit pria untuk memberikan harapan pada pria yang tak bisa menghasilkan sperma.

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua orgasme yang dialami para pria terasa sama, bahkan meski itu dirasakan oleh orang yang sama.

Profesor luar biasa di Fakultas Kedokteran Universitas Ilinois Selatan, di Springfield, Amerika Serikat Tobias S. Köhler, MD, MPH mengungkapkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa hubungan intim memiliki banyak manfaat bagi pria seperti menurunkan tekanan darah, menyehatkan jantung, prostat, mengurangi nyeri dan lain sebagainya.

Anda mungkin akan berpikir bahwa masturbasi akan memiliki efek yang sama, bukan? Sayang, jawabannya tidak. Kenapa bisa beda?

Tidak ada yang tahu secara pasti. Namun, yang jelas, kata Tobias, tubuh kita memberi reaksi yang sama sekali berbeda. Bahkan, sperma yang dikeluarkan pun katanya berbeda struktur dan hasilnya antara masturbasi dengan ejakulasi saat berhubugan intim.

Jadi, masih berpikir untuk melakukan masturbasi demi kesehatan prostat atau keperluan lain? Coba pikir ulang.

Bukan tidak berisiko

Di sisi lain, meski masturbasi bisa dikatakan aman karena tidak menyebabkan kehamilan pada siapa pun dan tidak menyebabkan terjadinya penularan penyakit seksual, ada kondisi yang perlu diperhatikan. Masturbasi juga berisiko, meski minim, kata Kohler.

Satu hal yang pasti terjadi adalah iritasi julit bila masturbasi dilakukan terlalu sering. Bahkan bisa menyebabkan rusaknya ruang atau rongga penampungan darah ketika penis ereksi. Akibatnya terjadilah yang disebut dengan penile fracture atau kerusakan penis.

Kalau sudah demikian kondisinya, ya gawat, kata Kohler. "Saya pernah menemui pasien dengan penis sebesar terong, ungu dan membengkak. Itu artinya butuh dibedah,"jelas kohler.