Serangan Jantung, Ini Yang Wajib Anda Ketahui


Pengertian Serangan Jantung

Serangan jantung, secara medis disebut infark miokard, adalah kondisi di mana pasokan darah menuju ke jantung terhambat. Ini adalah kondisi medis darurat yang biasanya disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak, kolesterol, dan unsur lainnya. Gangguan aliran darah ke jantung ini bisa merusak atau menghancurkan otot jantung dan bisa berakibat fatal.

Berikut ini adalah gejala yang mungkin muncul pada penderita serangan jantung.
  •     Sesak napas.
  •     Sakit atau nyeri di bagian dada.
  •     Merasa lemah dan pusing.
  •     Sangat gelisah atau cemas.
Untuk menentukan apakah seseorang mengalami serangan jantung, biasanya akan muncul kombinasi dari beberapa gejala. Kondisi ini tidak tergantung kepada keparahan sakit dada yang dirasakan. Sakit dada yang dirasakan belum tentu terjadi pada semua orang yang merasakan sakit jantung. Kadang-kadang rasa sakitnya ringan dan disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa. Sebaliknya, tidak semua sakit dada adalah akibat serangan jantung.
 
Penyebab Terjadinya Serangan Jantung

Penyebab utama terjadinya serangan jantung adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung (pembuluh koroner) karena timbunan kolesterol berupa plak.

Plak yang retak akan mengakibatkan terjadinya penggumpalan darah. Akhirnya, penggumpalan darah menghambat pasokan darah dan oksigen ke jantung melalui pembuluh koroner. Kondisi inilah yang akhirnya menyebabkan terjadinya serangan jantung. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, antara lain:
  •     Merokok.
  •     Diabetes.
  •     Kolesterol tinggi.
  •     Tekanan darah tinggi.
  •     Kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak.
  •     Berat badan berlebih atau obesitas.

Pengobatan pada Serangan Jantung

Serangan jantung adalah kondisi medis darurat yang harus ditangani secepatnya. Segera ke rumah sakit terdekat jika Anda atau seseorang dicurigai mengalami serangan jantung.

Untuk penanganan pertama, segera konsumsi aspirin dengan dosis normal 300 mg, tapi sebelumnya pastikan bahwa penderita tidak alergi terhadap aspirin. Obat ini bisa membantu mengencerkan darah dan mengurangi risiko serangan jantung lebih lanjut.

Pengobatan yang diberikan pada penderita serangan jantung adalah obat-obatan untuk melarutkan gumpalan darah dan prosedur operasi untuk mengembalikan aliran darah menuju  jantung. Pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi penderita serangan jantung.

Serangan jantung yang parah atau terlambat ditangani bisa menyebabkan komplikasi yang serius dan bahkan berakibat pada kematian. Komplikasi yang terjadi bisa muncul segera setelah terjadinya serangan jantung. Berikut ini beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat serangan jantung.
  • Gagal jantung. Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak bisa memompa darah ke tubuh secara efektif. Gagal jantung terjadi karena otot jantung telah rusak permanen akibat serangan jantung yang terjadi.
  • Aritmia. Kondisi ketika detak jantung menjadi tidak normal. Jantung berdegup makin kencang hingga akhirnya berhenti berdetak dan terjadi henti jantung atau cardiac arrest.
  • Syok kardiogenik. Kondisi ketika otot jantung rusak parah dan tidak bisa lagi memasok darah ke tubuh dengan baik. Hal ini menyebabkan fungsi tubuh tidak berjalan dengan baik.
  • Jantung ruptur/retak. Kondisi ketika otot, dinding, atau katup jantung sudah retak.
  • Pasien penderita serangan jantung yang disertai komplikasi sering kali meninggal dunia sebelum mereka sampai di rumah sakit.

Pemulihan dan Peluang

Seseorang bisa kembali pulih dari serangan jantung tergantung kepada tingkat kerusakan otot jantung yang terjadi. Ada yang membutuhkan waktu beberapa bulan dan ada pula yang butuh waktu hanya beberapa minggu. Tujuan dari proses pemulihan yang dilakukan adalah:

Mengurangi risiko terulangnya serangan jantung. Hal ini bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup yang dilakukan pasien sendiri. Termasuk di antaranya perubahan menu makanan dan konsumsi obat-obatan.

Mengembalikan kebugaran fisik. Hal ini bertujuan agar Anda bisa kembali melakukan aktivitas sesuai kebutuhan Anda.

Sekitar 33 persen orang yang mengalami serangan jantung akan meninggal. Kematian sering kali terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit, atau dalam satu bulan setelah pasien mengalami serangan jantung. Apabila pasien berhasil bertahan selama sebulan setelahnya, kemungkinan besar mereka untuk bertahan hidup sangat bagus.

Peluang hidup seseorang yang pernah mendapatkan serangan jantung bergantung pada beberapa hal. Pertama adalah usia pasien. Apabila usia orang yang mengalami serangan jantung makin tua, kemungkinan terjadinya komplikasi akan bertambah.

Kedua, tingkat keparahan serangan jantung juga berpengaruh kepada peluang hidup seseorang. Yang paling utama adalah seberapa parah kerusakan otot jantung yang terjadi. Sedangkan yang ketiga, waktu yang dibutuhkan seseorang hingga dia mendapatkan pertolongan saat mengalami serangan jantung. Makin lama penanganan serangan jantung, maka peluang hidupnya akan makin berkurang.


Gejala Serangan Jantung

Serangan jantung adalah kondisi medis darurat yang harus ditangani secepatnya. Segera menuju ke rumah sakit terdekat jika Anda atau seseorang dicurigai mengalami serangan jantung. Gejala serangan jantung yang dapat terjadi adalah:
  • Sesak napas.
  • Sakit atau nyeri di bagian dada. Dada terasa tertekan, sempit, dan teremas pada bagian tengah. Rasa sakit ini biasanya sangat parah, tapi ada beberapa orang yang hanya merasakan sakit ringan. Kadang-kadang pada wanita, orang tua, dan penderita diabetes tidak merasakan sakit sama sekali.
  • Rasa sakit pada bagian tubuh lainnya. Mulai dari lengan terutama sebelah kiri, rahang, leher, punggung, dan juga perut.
  • Merasa mual, terjadi gangguan pencernaan, dan sakit perut.
  • Merasa lemah dan mudah pusing.
  • Gelisah atau cemas.
  • Batuk.
  • Berkeringat.

Semua gejala yang disebutkan di atas belum tentu dialami oleh semua penderita serangan jantung. Bahkan ada sebagian orang yang tidak mengalami gejala sama sekali dan sebagian lainnya langsung mengalami henti jantung. Tapi makin banyak gejala yang Anda rasakan, kemungkinan Anda akan mengalami serangan jantung bertambah.

Biasanya sebelum mengalami serangan jantung akan muncul beberapa tanda dan gejala awal, meski serangan jantung juga bisa muncul secara tiba-tiba. Gejala awal biasanya berupa sakit pada bagian dada atau angina. Kondisi ini dipicu oleh kelelahan saat bekerja dan reda dengan beristirahat. Angina sendiri terjadi karena pasokan darah menuju jantung berkurang.

Gejala angina mirip dengan serangan jantung, tapi akan menghilang setelah beberapa saat. Kenalilah perbedaan serangan angina dan serangan jantung.

Angina biasanya bisa dikendalikan dengan memakai obat-obatan. Dokter akan meresepkan obat untuk dikonsumsi ketika gejala meningkat. Jika kondisi tidak membaik setelah dosis pertama diberikan, minum dosis kedua pada lima menit setelahnya. Jika perlu, minum dosis ketiga lima menit setelah dosis kedua. Tapi jika setelah dosis ketiga masih tidak bisa meredakan gejala yang muncul, segera ke rumah sakit terdekat.

Jika Anda merasa diri sendiri atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala serangan jantung, sebaiknya segera ke rumah sakit terdekat untuk mencari bantuan medis. Jika memang tidak terjadi serangan jantung, lebih baik untuk memastikan kondisi kesehatan Anda daripada terlambat menerima pertolongan.

Gejala Lain yang Muncul Akibat Serangan Jantung
Henti jantung bisa terjadi akibat komplikasi serangan jantung. Henti jantung terjadi ketika jantung mengalami kekejangan yang akhirnya mengakibatkan berhenti berdetak. Beberapa gejala yang muncul pada penderita henti jantung adalah pasien tidak bergerak, tidak bernapas, dan tidak bereaksi ketika diajak berkomunikasi atau bereaksi kepada sentuhan.

Apabila terjadi henti jantung pada seorang pasien, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP).

Cara melakukan RJP adalah dengan meletakkan tumit tangan Anda pada tulang dada tepat pada bagian tengah dada. Letakkan tangan yang satu lagi di atasnya dan kaitkan jari-jari kedua tangan. Gunakan berat tubuh untuk menekan dada sedalam 5-6 cm. Ulangi teknik ini hingga ambulans tiba di lokasi.

Penyebab Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi karena pasokan darah ke jantung terganggu. Jantung membutuhkan pasokan darah konstan yang mengandung oksigen, sama halnya dengan organ dan jaringan lain di dalam tubuh. Jika jantung tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup, otot-otot jantung akan rusak dan akhirnya bisa mati.

Otot jantung bisa mengalami kerusakan yang tidak bisa dipulihkan kembali apabila tidak segera diobati. Jantung akan berhenti berdetak jika kerusakan terjadi pada sebagian besar jantung, ini dikenal dengan istilah henti jantung. Pada akhirnya, kondisi ini akan menyebabkan kematian.

Kondisi utama yang sering menyebabkan serangan jantung adalah penyakit jantung koroner. Ini adalah kondisi di mana pembuluh koroner tersumbat oleh penumpukan kolesterol (plak). Seteah beberapa waktu, plak akan mengalami keretakan. Hasilnya, terjadi penggumpalan darah pada plak yang retak itu. Aliran pasokan darah yang melewati pembuluh koroner menuju jantung akan terhalang oleh penggumpalan ini dan akhirnya menyebabkan serangan jantung.

Selain penyakit jantung koroner, berikut adalah penyebab lain untuk serangan jantung:
  •     Penyalahgunaan obat-obatan. Obat-obatan stimulan saraf seperti kokain, amphetamine (shabu), dan methamphetamine (ekstasi) bisa menyebabkan penyempitan pembuluh koroner, menghambat pasokan darah, serta memicu terjadinya serangan jantung. Serangan jantung yang terjadi pada pemakai kokain menjadi penyebab utama kematian pada usia muda.
  •     Aneurisma. Ini adalah kondisi ketika terdapat kelemahan pada dinding pembuluh darah. Dinding pembuluh darah yang melemah akhirnya tidak akan bisa menahan tekanan dari darah yang mengalir melewatinya. Akibatnya pembuluh darah akan mengalami keretakan. Jika aneurisma terjadi di pembuluh koroner, maka aliran darah berhenti dan serangan jantung terjadi.
  •     Hipoksia atau kekurangan oksigen di dalam darah. Kadar oksigen dalam darah bisa menurun karena keracunan karbonmonoksida atau fungsi paru yang rusak. Sebagai akibatnya, tubuh dialiri darah yang tidak mengandung oksigen dan akhirnya memicu terjadinya serangan jantung.

 Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor risiko yang berkontribusi dalam menyebabkan terjadinya penimbunan lemak dan akhirnya mempersempit pembuluh darah. Beberapa faktor yang disebutkan di bawah ini dapat ditangani atau dihilangkan untuk menghindari terjadinya serangan jantung.
  •     Usia dan jenis kelamin. Makin bertambah usia seseorang, kemungkinan menderita penyakit jantung koroner juga meningkat. Pria lebih cenderung terserang penyakit jantung koroner dibandingkan wanita.
  •     Merokok. Karbonmonoksida dan nikotin pada rokok dapat meningkatkan tekanan pada jantung dengan membuat jantung bekerja lebih cepat. Rokok juga dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan darah. Bahan kimia dalam rokok bisa merusak lapisan pembuluh koroner. Orang yang merokok berisiko lebih tinggi 24 persen untuk mengalami penyakit jantung.
  •     Minuman keras. Mengonsumsi minuman keras secara berlebih bisa menyebabkan hipertensi dan kadar kolesterol bertambah. Akibatnya risiko terkena penyakit jantung koroner juga meningkat. Orang yang suka mengonsumsi minuman keras cenderung menjalani gaya hidup yang lebih buruk, misalnya merokok, makan makanan berlemak, dan kurang berolahraga.
  •     Makanan. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, risiko menderita penyakit jantung koroner dan serangan jantung juga akan meningkat. Untuk menurunkan kadar kolesterol, Anda bisa mengubah pola makan dan mengonsumsi obat statin.
  •     Diabetes. Pada diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 yang tidak terkendali, kadar glukosa dalam darah yang tinggi merusak dinding pembuluh koroner. Penderita diabetes lebih rentan terkena penyakit jantung koroner.
  •     Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Pembuluh koroner akan menjadi lemah jika hipertensi tidak ditangani.
  •     Obesitas atau kelebihan berat badan. Kondisi ini tidak secara langsung meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner atau serangan jantung. Tapi kondisi ini bisa menjadi pemicu munculnya faktor risiko lain. Orang dengan berat badan lebih cenderung mengalami hipertensi, makan makanan berlemak, dan berisiko terkena diabetes.
  •     Olahraga. Kurang berolahraga bisa berakibat pada obesitas dan hipertensi.
  •     Riwayat kesehatan keluarga. Jika terdapat anggota keluarga dekat, terutama orang tua dan saudara kandung yang memiliki riwayat penyakit jantung, risiko Anda mengalaminya akan dua kali lipat lebih tinggi.
  •     Polusi udara. Berdasarkan penelitian, pajanan terhadap polusi udara terutama asap kendaraan, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner.
  •     Memiliki masalah dengan penyakit autoimun. Penyakit seperti artritis, lupus, dan penyakit autoimun lain bisa meningkatkan risiko mengalami serangan jantung.
  •     Riwayat preeklamsia saat hamil. Wanita yang mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi saat hamil lebih berisiko mengalami serangan jantung.


Diagnosis Serangan Jantung

Jika terjadi serangan jantung atau Anda mencurigai telah terjadi serangan jantung, pada siapa pun, segera ke rumah sakit terdekat. Dokter dapat memastikan diagnosis dan melakukan pengobatan secepatnya.

EKG atau Elektrokardiografi. Alat ini berfungsi mengukur aktivitas elektrik jantung. Jantung mengeluarkan sinyal elektrik saat berdetak, sinyal inilah yang dicatat oleh mesin EKG. Dokter akan memeriksa hasil catatan mesin untuk melihat fungsi jantung. Selain memastikan diagnosis serangan jantung, prosedur ini juga bisa menentukan jenis serangan jantung yang diderita.

Tes darah. Ketika jaringan jantung rusak atau terluka, ada beberapa enzim jantung yang bocor dan masuk ke dalam aliran darah. Sampel darah akan diambil untuk melihat apakah terdapat enzim ini di dalam darah Anda. Tes ini juga dapat membantu menentukan bagaimana respons terhadap pengobatan yang dilakukan.

X-ray rongga dada. Apabila diagnosis serangan jantung belum bisa dipastikan dan terdapat kemungkinan penyebab lain yang menimbulkan gejala yang muncul, X-ray pada bagian dada dapat membantu memperjelasnya. X-ray ini juga bisa memeriksa jika terjadi komplikasi dari serangan jantung, seperti penumpukan cairan di dalam paru-paru atau edema paru.

Ekokardiogram. Ini adalah jenis prosedur pemindaian ultrasound untuk mengetahui lokasi kerusakan pada jantung dan pengaruhnya pada fungsi jantung.

Angiografi koroner atau kateterisasi jantung. Teknik ini berguna untuk menentukan apakah terdapat penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh koroner. Prosedur ini juga bisa menentukan di mana lokasi penyumbatan dan penyempitan terjadi. Angiografi koroner biasanya dilakukan sebelum operasi karena hasilnya bisa dipakai sebagai acuan bagi dokter bedah.

Kardio CT scan atau MRI. Kedua tes ini bisa dilakukan untuk mendiagnosis masalah jantung. Selain itu, tes ini bisa melihat kerusakan yang dihasilkan akibat serangan jantung.

Pengobatan Serangan Jantung

Setelah mengalami serangan jantung, pada tiap menitnya makin banyak jaringan jantung yang kehilangan oksigen dan akhirnya membusuk atau mati. Langkah untuk mencegah berlanjutnya kerusakan jantung ini adalah dengan mengembalikan aliran darah secepatnya.
Obat-obatan yang Digunakan

Berikut ini adalah obat-obatan yang akan diberikan untuk menangani serangan jantung.
  •     Aspirin. Obat ini berguna untuk mengurangi penggumpalan darah. Sebagai efeknya, aliran darah tetap mengalir melalui pembuluh yang sudah mengalami penyempitan.
  •     Obat penghambat enzim konversi angiotensin (ACE inhibitor). Obat ini berfungsi memperlebar pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi beban jantung.
  •     Thrombolytics. Obat ini membantu melarutkan gumpalan darah yang menghalangi aliran darah menuju ke jantung. Makin cepat pasien mendapatkan obat ini setelah serangan jantung, kemungkinan untuk bertahan hidup akan meningkat, serta kerusakan jaringan jantung lebih sedikit.
  •     Obat antiplatelet. Obat ini berfungsi mencegah pembentukan gumpalan darah dan menjaga agar gumpalan yang sudah terjadi tidak bertambah besar.
  •     Nitroglycerin. Obat ini berfungsi meningkatkan aliran darah ke jantung dengan melebarkan pembuluh darah.
  •     Obat pengencer darah seperti heparin juga biasanya diberikan untuk mencegah penggumpalan darah terjadi lagi.
  •     Obat penghambat beta (Beta blockers). Obat ini berfungsi memperlambat detak jantung dan melindungi jantung dari adrenalin dan noradrenalin di dalam tubuh. Obat ini biasanya diberikan ketika jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.
  •     Obat penghilang rasa sakit (morfin). Obat ini mungkin akan diberikan untuk meredakan rasa sakit, kecemasan, atau ketidaknyamanan yang dirasakan pasien.

Operasi dan Prosedur Penanganan Serangan Jantung

Berikut ini adalah prosedur operasi yang mungkin perlu dilakukan untuk menindaklanjuti serangan jantung yang telah terjadi.
  •     Angioplasti koroner. Kateter atau pipa kecil dengan balon pada ujungnya dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar di pangkal paha atau lengan. Balon akan diarahkan ke bagian pembuluh yang menyempit. Setelah berada di pembuluh itu, balon dikembungkan untuk membuka pembuluh darah dan juga menghancurkan plak.
  •     Operasi bypass jantung atau coronary artery bypass graft (CABG). Operasi ini dilakukan ketika terjadi banyak penyumbatan pembuluh koroner. Aliran darah ke jantung akan dibuatkan jalur baru. CABG melibatkan pengambilan pembuluh darah dari bagian lain tubuh, biasanya diambil dari dada atau kaki, untuk digunakan sebagai cabang baru.
  •     Transplantasi jantung. Ini adalah prosedur penggantian jantung pasien yang sudah mati dengan jantung donor yang masih sehat. Donor berasal dari orang yang sudah meninggal dan mendapat persetujuan dari keluarga mendiang untuk mendonorkan organnya.

Pemulihan Setelah Mengalami Serangan Jantung


Jika Anda bertahan setelah mengalami serangan jantung, masa pemulihan yang dibutuhkan bisa berlangsung berbulan-bulan. Pemulihan ini harus dilakukan secara perlahan-lahan.

Tujuan utama dari proses pemulihan ini adalah mengembalikan kebugaran fisik untuk bisa melanjutkan aktivitas sehari-hari (rehabilitasi jantung) dan mengurangi risiko terjadinya pengulangan serangan jantung.

Pasien penderita serangan jantung akan disarankan melakukan aktivitas ringan atau beristirahat sepulang dari rumah sakit. Kegiatan seperti berjalan kaki jarak pendek dan naik-turun tangga beberapa kali bisa dilakukan. Secara perlahan-lahan, tingkatkan aktivitas fisik selama beberapa minggu. Pemulihan hingga ke kondisi awal tergantung kepada kesehatan pasien secara umum dan juga kondisi jantung.

Untuk mengetahui program rehabilitasi jantung, Anda bisa mencari tahu dan menanyakan langsung ke rumah sakit di daerah Anda. Program ini biasanya dilakukan satu hingga dua bulan setelah keluar dari rumah sakit.

Program rehabilitasi jantung ini biasanya disertai beberapa jenis olahraga tergantung kepada pilihan yang diambil dan dilakukan satu atau dua kali dalam seminggu. Sering kali berkaitan dengan olahraga aerobik. Olahraga ini bertujuan menguatkan jantung, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan sirkulasi darah pada tubuh.

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menjalani pemulihan dari serangan jantung.
  •     Aktivitas seksual. Kegiatan ini biasanya bisa dilakukan satu hingga dua bulan setelah mengalami serangan jantung. Aktivitas ini tidak meningkatkan risiko pengulangan serangan jantung, tapi beberapa obat-obatan serangan jantung dan tingkat kecemasan emosi seseorang bisa memengaruhi kemampuan seksual. Tanyakan kepada dokter jika Anda mengalaminya dan beberapa obat-obatan bisa diresepkan untuk mengatasinya.
  •     Depresi. Kecemasan, ketakutan, dan trauma adalah hal-hal yang wajar dirasakan setelah mengalami serangan jantung. Akibatnya perasaan depresi dan terus bersedih dapat menghantui pasien selama beberapa minggu setelah keluar dari rumah sakit. Segera tanyakan kepada dokter cara mengatasinya, kondisi emosional seseorang juga berpengaruh dalam proses pemulihan.
  •     Kembali bekerja. Jenis pekerjaan dan kondisi kesehatan sangat berpengaruh untuk menentukan apakah dan kapan Anda bisa kembali bekerja setelah mengalami serangan jantung. Tanyakan dan jelaskan kepada dokter mengenai jenis pekerjaan Anda dan kondisi medis secara keseluruhan sebelum Anda memutuskan kembali bekerja.
  •     Mengemudikan kendaraan bermotor atau mesin. Sebelum mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin, disarankan untuk beristirahat selama satu bulan setelah mengalami serangan jantung.


Komplikasi Serangan Jantung
Serangan jantung bisa menyebabkan komplikasi yang beragam, mulai dari yang ringan hingga yang bisa menyebabkan kematian. Serangan jantung ringan tidak akan menimbulkan komplikasi, meski kondisi ini juga berbahaya. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita serangan jantung.
 
Gagal Jantung

Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh. Gagal jantung terjadi ketika otot jantung rusak akibat serangan jantung. Kondisi ini biasanya menimpa jantung bagian kiri atau ventrikel kiri. Gejala-gejala yang muncul, antara lain sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada lengan dan kaki. Obat-obatan bisa diberikan untuk menanganinya atau jika diperlukan akan dilakukan operasi.
Aritmia

Yaitu kondisi ketika detak jantung menjadi tidak normal akibat dari kerusakan otot jantung. Kerusakan otot inilah yang mengganggu sinyal listrik yang mengalir saat jantung berdetak.

Berikut ini adalah beberapa gejala aritmia yang sering terjadi:
  •     Sakit atau nyeri di dada.
  •     Palpitasi atau sensasi jantung berdegup kencang pada bagian jantung atau tenggorokan.
  •     Merasakan pusing dan kepala terasa ringan.
  •     Merasa kehabisan napas dan kelelahan.

Untuk menangani aritmia ringan, obat-obatan seperti penghambat beta atau beta blockers bisa diberikan kepada pasien. Untuk kasus yang lebih parah, alat pemacu jantung akan dipasang dengan operasi.

Syok Kardiogenik

Kondisi ketika otot jantung rusak parah dan tidak bisa lagi memasok darah ke tubuh dengan baik. Hal ini menyebabkan fungsi tubuh tidak berjalan dengan baik. Kondisi ini mirip dengan gagal jantung, tapi lebih berbahaya. Gejala yang biasanya muncul ketika terjadi syok kardiogenik antara lain:
  •     Kebingungan secara mental.
  •     Jumlah urin yang dikeluarkan menurun atau bahkan tidak ada karena ginjal berhenti berfungsi.
  •     Kulit pucat.
  •     Detak jantung dan napas cepat.
  •     Tangan dan kaki terasa dingin.

Obat-obatan pengencer darah bisa digunakan untuk mengatas kondisi ini agar darah menjadi lebih mudah dipompa. Setelah gejala awal yang muncul selesai ditangani, terdapat kemungkinan untuk dioperasi demi meningkatkan fungsi jantung yang sudah mengalami gangguan. Tanyakan kepada dokter mengenai prosedur operasi yang bisa dilakukan, beserta risiko dan manfaatnya.

Jantung Ruptur/Pecah

Kondisi ketika otot, dinding, atau katup jantung terbelah. Hal ini bisa terjadi jika kerusakan pada otot jantung cukup parah. Jantung ruptur dapat terjadi sekitar satu hingga lima hari setelah serangan jantung terjadi. Jantung ruptur adalah komplikasi yang cukup umum dari serangan jantung dengan gejala yang mirip dengan syok kardiogenik.

Untuk menangani kondisi ini, diperlukan operasi pembukaan jantung untuk memperbai


Pencegahan Serangan Jantung
Serangan jantung dapat dicegah dengan melakukan perubahan gaya hidup dan mengobati kondisi kesehatan yang ada seperti diabetes dan hipertensi. Cara-cara pencegahan serangan jantung juga mengurangi risiko stroke. Terdapat banyak bentuk perubahan pada gaya hidup yang bisa dilakukan semua orang.

Memilih makanan yang sehat bisa dianggap sebagai cara terbaik. Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak yang tinggi dapat memperparah atau meningkatkan risiko serangan jantung. Lemak dari makanan akan membentuk plak di pembuluh darah sehingga menghalangi aliran darah. Untuk lebih memahaminya, baca lebih lanjut tentang kolesterol tinggi.

Segera hentikan kebiasaan rokok. Merokok adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, merokok juga menyebabkan aterosklerosis atau penumpukan lemak pada pembuluh darah.

Senantiasa berupaya menjaga tekanan darah adalah langkah tepat selanjutnya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi akan memberikan beban yang berat pada pembuluh darah dan jantung. Hal ini meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Hipertensi bisa dikurangi dengan menjalani diet makanan sehat, membatasi konsumsi minuman keras dan garam, menjaga berat badan tetap ideal, olahraga secara teratur dan konsumsi obat anti-hipertensi. Untuk tahu lebih banyak tentang cara mengatasinya, baca lebih lanjut tentang pencegahan hipertensi.

Yang terakhir adalah hindari mengonsumsi pil KB jika Anda pernah mengalami serangan jantung. Obat ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.