Kondom Mencegah Alergi Sperma, Tapi...

Umumnya alergi disebabkan oleh makanan, debu, atau bulu binatang. Tapi apa jadinya bila ternyata Anda mempunyai alergi terhadap sperma. Tentu saja kondisi ini bisa mengganggu aktivitas seksual Anda dan pasangan.

Penyebab

Pada dasarnya penyebab alergi bukanlah sel sperma melainkan plasma atau cairan pengangkut sperma. Alergi bisa dipicu akibat abstinence atau tidak berhubungan seks selama beberapa waktu, misalnya selama hamil atau setelah melahirkan. Ketika hubungan seks kembali dimulai alergi bisa muncul begitu saja meski Anda tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya.

Setiap individu memiliki gejala yang bervariasi, lamanya pun berbeda-beda, ada yang hanya mengalami selama 20 menit tapi sering juga dijumpai hingga lebih dari sehari.

Gejala


Wanita yang mengalami alergi sperma akan menunjukkan gejala yang mirip dengan infeksi vagina. Gejala alergi sperma umumnya berupa:
  •     Rasa terbakar di vagina
  •     Vagina membengkak
  •     Warna kemerahan pada kulit yang terkena sperma

Jika alergi dibiarkan begitu saja maka dapat memicu reaksi alergi yang cukup parah seperti anafilaksis. Anafilaksis bisa terjadi pada orang yang memiliki alergi dan terpapar sperma. Reaksi anafilaksis bisa ditandai dengan munculnya gejala berupa pembengkakan yang tidak biasa, gatal-gatal pada kulit, serta lemah. Selain itu, bisa juga mengalami penurunan tekanan darah dan kesulitan bernapas yang parah. Bahkan bisa mengancam nyawa.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya alergi saat berhubungan intim Anda bisa melakukan cara yang paling sederhana dengan menggunakan kondom selama berhubungan seks. Penggunaan kondom bisa mencegah sperma langsung menempel di kulit Anda. cara ini bisa membantu menghilangkan risiko terkena gejla reaksi alergi. Hanya saja, jika ingin merencakan punya anak maka harus melalui pembuahan berbantu agar tidak alergi saat kondom dilepas.

Meski kerap tidak terdiagnosis, sebenarnya dokter bisa mengatasinya dengan mudah. Dokter akan memisahkan berbagai komponen penyusun plasma sperma kemudian dilakukan tes untuk menentukan komponen mana yang bisa menimbulkan reaksi alergi. Setelah ditemukan dokter akan melakukan desensitisasi pada penderita.