Inilah Tes-tes Untuk Periksa Kanker Serviks



Banyak wanita tidak menyadari bahaya kanker serviks sehingga cenderung cuek dan tidak terlalu peduli untuk melakukan deteksi dini. Padahal, pemeriksaan rutin dan dini pada daerah serviks wanita merupakan kunci untuk mencegah kematian karena kanker serviks.

Hal ini berkaitan dengan sifat penyakit yang tidak memberikan gejala pada stadium awal. Lebih dini ditemukan maka kanker serviks dapat lebih cepat ditangani dan harapan hidup meningkat lebih besar ketimbang jika kanker serviks baru diketahui pada stadium lebih lanjut.

Pemeriksaan perlu dilakukan walaupun wanita tersebut merasa sehat.

Tes Deteksi Dini Kanker Serviks

Beberapa tes untuk mendeteksi Kanker Serviks:
  •     Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
    Tes IVA merupakan salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks yang sangat mudah dilakukan. Pemeriksaan dilakukan dengan pemulasan asam asetat 3-5% pada daerah leher serviks. Hasilnya dapat langsung disimpulkan dan hanya berlangsung selama 5 menit.
  •     Tes Pap (Pap Smear)
    Tes Pap memberikan hasil yang lebih akurat daripada tes IVA, namun prosedur pemeriksaan juga lebih rumit. Pada pemeriksaan ini dilakukan pengambilan sel-sel serviks lewat usapan pada daerah serviks. Hasil usapan yang berisi sel-sel serviks ini nantinya akan diperiksa di bawah mikroskop dan disimpulkan dalam waktu 1-2 minggu.
  •     Tes LBC (Liquid Based Cytology)/(Pemeriksaan sel berbasis cairan)
    Jika pada tes Pap, sel-sel diambil dari usapan dan langsung dioles pada kaca objek, maka pada tes LBC, hasil usapan dimasukkan ke dalam botol berisi cairan khusus sehingga tidak ada sel yang terbuang. Sel-sel kemudian akan diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini memberikan keakuratan lebih daripada Tes Pap.
  •     Tes HPV
    Tes HPV dapat dilakukan bersamaan dengan tes Pap atau Tes LBC. Tes ini berguna untuk mencari adanya virus HPV pada daerah serviks yang dapat menandakan adanya infeksi HPV dan dapat berpotensi menyebabkan kanker serviks.

Pemeriksaan terhadap kanker serviks ini sebaiknya dilakukan 3 tahun setelah hubungan seksual yang pertama kali atau ketika sudah berusia 21 tahun dan sudah aktif secara seksual. Setelah itu pemeriksaan rutin perlu dilakukan berdasarkan usia dan hasil pemeriksaan pertama kali. Jika hasilnya normal, pemeriksaan dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali, namun jika terdapat masalah maka pemeriksaan mungkin dapat dilakukan lebih sering.

Terutama jika memiliki gaya hidup yang berisiko tinggi mencetuskan kanker, diantaranya seperti:
  •     Bergonta-ganti pasangan hubungan seksual
  •     Intensitas hubungan seks tinggi (sering melakukan hubungan seks)
  •     Merokok
  •     Pola makan tidak sehat, dan lainnya

Pemeriksaan yang rutin ditujukan untuk mendeteksi adanya lesi (perlukaan) prakanker. Bila deteksi dini lesi prakanker dapat dilakukan, maka perubahan lesi prakanker menjadi kanker dapat dicegah dengan tindakan medis seperti bedah krio (cryosurgery), diatermi, dan terapi laser. Tindakan medis pada tahap ini dapat mencegah terjadinya kanker serviks dengan keberhasilan mendekati 100%.