Awas... Kanker Payudara :Ingin Tampil Menawan.. Payudara Jadi Korban

www.cariobat.blogspot.com Setiap wanita menginginkan tampil cantik, menarik dan menawan, dan kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh seorang wanita. Segala upaya dilakukan antara lain dengan memoles tubuhnya dengan beragam kosmetika. Tapi apakah mereka menyadari bahwa dibalik penggunaan produk kosmetika ada resiko yang harus dibayar mahal yaitu resiko terjadinya kanker payudara.

Kanker payudara adalah kanker ganas kedua yang paling banyak menyerang wanita setelah kanker leher rahim, dan kurang lebih 60-80% ditemukan pada stadium lanjut yang dapat berakibat fatal. Studi epidemiologi menyebutkan bahwa 90% kanker payudara berkaitan atau disebabkan oleh faktor lingkungan. Penyebab dasar dari faktor lingkungan masih terus diidentifikasi dan rupanya penggunaan kosmetika atau produk perawatan tubuh lainnya ikut berperan didalam terjadinya kanker payudara pasalnya didalam produk-produk tersebut ditemui zat yang menurut penelitian terakhir dapat mengganggu kesehatan payudara.

Parabens adalah zat yang ditengarai dapat menyebabkan resiko kanker payudara. Parabens digunakan sebagai bahan pengawet kimiawi untuk menghambat pertumbuhan bakteri, khamir dan jamur, yang ditambahkan pada ribuan produk kosmetika & perawatan tubuh (seperti kondisioner, deodoran, sampo, bedak, pasta gigi, krim pembersih, antiprespiran/antikeringat), makanan dan produk farmasi, dengan konsentrasi hingga 0.8%.
.
Parabens dikemasan produk mempunyai banyak nama lain seperti methyl-, ethyl-, propyl- atau butyl-parabens, dan dapat secara cepat diserap oleh usus dan darah, juga dapat diserap lewat kulit. Lebih dari 12 studi pada hewan dan kultur jaringan, menunjukkan bahwa parabens bersifat oestrogenik yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan memicu pertumbuhan tumor pada jaringan payudara manusia.

Penelitian terakhir menyebutkan 5 jenis parabens ditemukan pada 18 dari 20 orang penderita kanker payudara. (J Appl Toxicol 24:5-13.). Walaupun penelitian terakhir ini tidak menunjukkan hubungan langsung antara parabens dan kanker payudara tapi ini menjadi perhatian khusus bagi produsen dan pengguna kosmetika didalam upaya pencegahan kanker payudara. Penulusuran kami menemukan bahwa zat ini juga digunakan pada produk perawatan bayi. Kami juga mengamati bahwa mereka yang mengikuti analisa sel darah dan mempunyai gangguan ketidakseimbangan hormonal, kanker payudara atau masalah limfatik, tak jarang diantara mereka mempunyai riwayat menggunakan deodoran atau antiprespiran atau produk-produk yang diduga oestrogenik.

Zat lain yang diduga bersifat oestrogenik adalah phthalates yang digunakan dalam pembuatan plastik (plasticizers) dan Cyclosiloxane yang digunakan sebagai kondisioner dan agen penyebar pada produk kosmetika.

Aluminium adalah masalah lain yang juga berdampak negatif bagi kesehatan payudara. Aluminium sering digunakan pada produk deodoran antiprespiran (antikeringat), dan studi memperlihatkan wanita yang mempunyai kanker payudara memiliki aluminium jauh lebih tinggi terutama didaerah ketiak. Walaupun aluminium dikenal beracun tapi garam aluminium (aluminium chloride, aluminium chlorhydrate, aluminium zirconium chlorhydrate) sering diijinkan dalam dosis tinggi, padahal menurut studi pada hewan dan manusia , zat ini bisa masuk lewat kulit.

Menanggapi hal tersebut, produsen yang menggunakan parabens atau zat lainnya yang disinyalir berbahaya menyatakan bahwa zat ini telah digunakan luas lebih dari 50 tahun dan tidak ada kaitannya dengan kanker payudara dan ini seakan diiyakan saja oleh The American Cancer Society. Namun masih ingatkah anda akan kasus Vioxx, obat pereda nyeri yang sekarang ini sudah ditarik dari peredaran karena dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Obat ini telah digunakan lebih dari 84 juta orang didunia, sejak diperkenalkan tahun 1999. Pemakai sudah jutaan, dan indikasi efek samping sudah ada, tapi mengapa baru tahun 2004, obat ini ditarik dari peredaran. Contoh lainnya formalin (formaldehid) telah lama digunakan tapi baru sekarang-sekarang kita baru menyadari kalau zat tersebut juga bisa beresiko pada kesehatan bila salah didalam penggunaannya.

Parabens adalah hanya salah satu contoh dari ribuan zat kimia yang digunakan didalam industri komersial. Di negri Paman Sam, ada sekitar 70.000 zat kimia yang digunakan dalam industri komersial, dan menurut EPA, 65.000 diantaranya potensial menimbulkan resiko bagi kesehatan manusia. Sementara itu, lebih dari 6.000 zat kima baru di tes setiap minggunya !

Lalu bagaimana menghadapi serbuan zat kimia berbahaya yang bertubi-tubi siap dan mungkin sudah masuk ke tubuh kita. Disadari atau tidak, kita setiap hari memasukkan zat tersebut kedalam tubuh kita, bisa karena faktor keterbatasan pilihan ataupun faktor ketidaktahuan mengingat zat kimia tertentu mempunyai banyak nama atau memang pihak produsen sengaja tidak mencantumkan didalam label.

Tidak ada jalan lain selain kita harus mengeluarkannya dan mulai sekarang jeli memilih produk yang hendak dipakai termasuk produk kosmetika. Hentikan penggunaan kosmetika atau produk yang terutama diduga mengandung parabens atau zat yang bersifat oestrogenik. Jaga kebersihan badan, bila ingin menghindari bau ketiak, anda bisa lakukan cara seperti menghapus keringat dari permukaan kulit, mencuci ketiak dengan air dan bila perlu mencukur bulu ketiak untuk mengurangi keringat yang terperangkap yang dapat menimbulkan bau. Selamat mencoba. (hendri priadi /ndrip-dari berbagai sumber)