Penyakit Paget Pada Puting Susu

Penyakit Paget Pada Puting Susu adalah sejenis kanker payudara yang pertama kali muncul sebagai luka terbuka pada puting susu yang berkeropeng dan bersisik atau sebagai cairan yang keluar dari puting susu.

Penyakit Paget jarang terjadi dan hanya meliputi 1% dari semua kanker payudara. Biasanya terjadi pada wantia yang berusia 50 tahun.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui. Pada penyakit Paget, tumor mulai tumbuh di dalam saluran air susu pada puting susu.

GEJALA
Kulit pada puting susu dan areola (daerah berwarna coklat di sekelilling puting susu) tampak merah dan meradang serta membentuk keropeng dan borok, juga mengalami perdarahan. Luka terbuka pada puting susu ini tidak sembuh-sembuh dan disertai gatal-gatal dan perih, biasanya unilateral (hanya satu puting susu yang terkena).

Puting susu tertarik ke dalam dan mungkin akan keluar cairan dari puting susu. Pada payudara bisa ditemukan benjolan atau mungkin juga tidak ada benjolan.


DIAGNOSA


Gambarannya menyerupai eksim, dermatitis atau psoriasis, karena itu untuk membedakan penyakit Paget dari beberapa penyakit tersebut dilakukan pemeriksaan berikut:


  • Biopsi kulit dan jaringan payudara di bawahnya
  • Sitologi kerokan kulit
  • Mammogram.


PENGOBATAN


Jika kanker hanya ditemukan pada puting susu dan tidak ditemukan pada payudara, maka dilakukan pengangkatan puting susu dan jaringan di sekitarnya atau dilakukan terapi penyinaran.


Jika ditemukan suatu massa jauh di dalam payudara, maka dipertimbangkan untuk menjalani terapi pembedahan, penyinaran dan kemoterapi.


Pembedahan merupakan pengobatan yang utama pada penyakit Paget. Mastektomi (pengangkatan payudara) dilakukan jika kankernya luas atau telah menyebar keluar dari puting susu. Jika kankernya terletak di dekat puting susu dan hanya melibatkan sejumlah kecil daerah dibawahnya, maka dilakukan pembedahan breast-conserving (menyisakan jaringan payudara sebanyak mungkin). Jadi yang diangkat hanya puting susu, areola dan jaringan dibawahnya serta sebagian kecil jaringan normal di sekitarnya.


Pada beberapa penderita, perlu dilakukan pengobatan lanjutan yang bisa berupa kemoterapi, obat penghambat hormon (tamoxifen) maupun terapi penyinaran. Setelah menjalani pembedahan breast-conserving biasanya dianjurkan untuk menjalani terapi penyinaran terhadap jaringan payudara yang tersisa. Pada kemoterapi digunakan obat anti-kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker. (medscape)