Infeksi Streptokokus

Infeksi Streptokokus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif Streptococcus.

PENYEBAB
Bakteri gram positif streptokokus.

Bakteri streptokokus penyebab penyakit pada manusia dikelompokkan menjadi 4 grup:

   1. Streptokokus grup A : paling mematikan meskipun manusia adalah tuan rumah alaminya. Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi tenggorokan, tonsilitis (infeksi amandel), infeksi kulit, septikemia (infeksi dalam darah), demam Scarlet, pneumonia, demam rematik, korea Sydenham (kelainan saraf yang ditandai oleh kekakuan otot/St. Vitu's dance) dan peradangan ginjal (glomerulonefritis).
   2. Streptokokus grup B : lebih sering menyebabkan infeksi yang berbahaya pada bayi baru lahir (sepsis neonatorum), infeksi pada sendi (artritis septik) dan pada jantung (endokarditis).
   3. Streptokokus grup C dan G : sering terdapat pada binatang, tetapi bisa juga hidup di dalam tubuh manusia, yaitu di tenggorokan, usus, vagina dan kulit. Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi yang berat seperti infeksi tenggorokan, pneumonia, infeksi kulit, sepsis post-partum (setelah melahirkan) dan sepsis neonatorum, endokarditis dan artritis septik. Setelah terinfeksi oleh bakteri ini bisa juga terjadi peradangan ginjal.
   4. Streptokokus grup D dan enterokokus : dalam keadaan normal hidup di saluran pencernaan bagian bawah, vagina dan kulit. Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada luka dan katup jantung, kandung kemih, perut dan darah.


GEJALA
Infeksi streptokokus yang paling sering ditemukan adalah infeksi tenggorokan (Strep throat).
Gejalanya muncul secara tiba-tiba, seperti nyeri tenggorokan, merasa tidak enak badan, demam, menggigil, nyeri kepala, mual, muntah dan denyut jantung yang meningkat. Tenggorokan tampak merah, amandel membengkak dan kelenjar getah bening di leher membesar.
Anak-anak bisa mengalami kejang. Sedangkan pada anak berusia kurang dari 4 tahun, gejalanya hanya berupa hidung meler.
Batuk, laringitis (peradangan laring) dan hidung tersumbat tidak biasa ditemukan pada infeksi streptokokus, gejala-gejala ini lebih mengarah kepada sebab lain seperti pilek atau alergi.

Demam Scarlet yang disebabkan toksin/racun bisa menimbulkan ruam kemerahan yang meluas. Ruam tampak jelas di daerah perut, dada dan lipatan kulit.
Gejala lain berupa daerah pucat di sekitar mulut, muka kemerahan, lidah kemerahan dan garis-garis merah gelap di lipatan kulit.
Setelah demam reda, lapisan luar dari kulit yang memerah sering mengelupas.

Streptokokus juga menyebabkan beberapa jenis infeksi kulit yang jarang menimbulkan abses. Infeksinya cenderung menyebar ke lapisan dalam di bawah kulit, menyebabkan selulitis dan kadang-kadang erupsi kulit kemerahan yang disebut erisipelas (St. Anthony's fire).
Streptokokus, dengan atau tanpa stafilokokus, juga bisa menyebar melalui lapisan atas kulit menimbulkan impetigo (erupsi krusta berkeropeng).
Jenis streptokokus tertentu bisa dengan cepat menyebabkan infeksi yang luas dan bersifat destruktif pada kulit (fasitis nekrotisasi).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan diperkuat oleh hasil biakan dari area yang terinfeksi. Setelah 24 jam, biakan akan menunjukkan koloni bakteri yang khas.

Untuk mendiagnosis infeksi tenggorokan, biakan diambil dengan menggoreskan kain steril di bagian belakang tenggorokan. Lalu dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan semalam.

PENGOBATAN
Penderita Strep throat dan demam Scarlet akan pulih tanpa pengobatan dalam waktu 2 minggu.
Antibiotik dapat memperpendek lamanya gejala pada anak-anak dan mencegah komplikasi yang serius seperti demam rematik. Antibiotik juga membantu mencegah penyebaran infeksi ke telinga tengah, sinus dan tulang mastoid. Biasanya penisilin V per-oral harus segera diberikan pada saat gejala-gejala penyakit ini timbul.

Infeksi streptokokus lainnya seperi selulitis, fasitis nekrotisasi dan endokarditis, sangat serius dan memerlukan terapi penisilin intravena, kadang-kadang dikombinasi dengan antibiotik lainnya.

Streptokokus grup A biasanya bisa diatasi dengan penisilin.
Beberapa streptokokus grup D dan terutama enterokokus, resisten terhadap penisilin dan kebanyakan antibiotik; tidak ada pengobatan antibiotik andalan untuk enterokokus.

Gejala-gejala seperti demam, nyeri kepala dan nyeri tenggorokan dapat diobati dengan obat pereda nyeri (analgetik) dan penurun panas (antipiretik) seperti asetaminofen.

Penderita perlu menjalani tirah baring dan isolasi.