Variasi seks akan menentukan kualitas hubungan intim. Semakin banyak variasinya, kemungkinan semakin menggairahkan pula hubungan tersebut. Pendapat ini tentu saja bukan basa-basi karena sebagai manusia normal, kita pasti memiliki kecenderungan untuk menjauhi apa pun yang sifatnya monoton alias itu-itu saja.
Sentuhan dengan rambut, bulu mata, dan juga jari-jari tangan akan memberi sensasi tersendiri.
Sentuhan dengan rambut, bulu mata, dan juga jari-jari tangan akan memberi sensasi tersendiri.
Demikian juga untuk urusan seks. Salah satu variasi seks yang bisa dimanfaatkan adalah pijat erotis suami istri. Aktivitas ini dianjurkan sebelum pasangan melakukan hubungan intim sebagai foreplay.
Bagi pasangan yang keduanya sama-sama sibuk bekerja, variasi pemanasan ini memberi manfaat penting yang tidak sedikit. Salah satunya membangun suasana erotik di antara suami istri sebelum bercinta. Adanya sentuhan di sekujur tubuh tentulah bisa memacu gairah.
Tidak cuma itu, letih dan lelah serta pikiran yang sumpek sehabis bekerja dijamin bisa hilang dengan pijatan. Peredaran darah kembali lancar yang selanjutnya membuat tubuh segar dan bugar sehabis dipijat.
Agar dampaknya bisa dirasakan secara efektif, pijatan haruslah dilakukan dengan cara benar.
* Lakukan secara bertahap
Jangan lakukan pijatan secara terburu-buru. Cobalah bersikap rileks dan tenang. Sebelum melakukan pemijatan, lakukan pembicaraan romantis dengan suami istri. Lanjutkan dengan ciuman ringan sebelum membuka sebagian penutup tubuh. Mulailah pijatan di bagian-bagian tubuh yang tidak terlalu sensitif, seperti tangan dan kaki. Lakukan sentuhan dengan lembut, tetapi bertekanan cukup kuat di daerah-daerah tersebut. Lakukan berulang-ulang sampai pasangan benar-benar menikmatinya.
Setelah selesai, alihkan pijatan ke bagian-bagian yang lebih sensitif, seperti perut, pinggang, dan area seputar organ vital. Lakukan pijatan dari satu area, lalu pindah ke area lain dalam beberapa saat. Satu lagi yang perlu diingat, kenali daerah sensitif pasangan yang pasti berbeda antara individu yang satu dan lainnya. Bukan tidak mungkin, bagi pasangan yang satu, daerah paha dirasa tak memberi sensasi tertentu ketika disentuh, tetapi bagi pasangan lainnya justru memberi sensasi tersendiri.
* Lakukan bersama
Pijatan bisa dilakukan oleh salah satu pasangan, tetapi alangkah baiknya jika melibatkan kedua belah pihak. Setelah suami dipijat, giliran istri yang pasti sudah menunggu sentuhan suami tercinta. Masing-masing bisa melakukan sentuhan fisik yang bersifat merangsang sehingga keduanya dijamin bisa menikmati kepuasan bersama.
* Gunakan alat bantu
Libatkan semua anggota tubuh saat memijat. Sentuhan dengan rambut, bulu mata, juga jari-jari tangan dan kaki akan memberi sensasi tersendiri saat pemijatan berlangsung. Kalau perlu, sentuhlah tubuhnya dengan menggunakan kain bertekstur halus atau berbulu. Baluri pula dengan losion atau minyak aromaterapi yang dapat membangkitkan gairah.
* Lakukan pijatan seperlunya
Seperti aktivitas foreplay lainnya, lakukan pemijatan seperlunya. Lamanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Terlalu sebentar tentu saja tak memberi manfaat. Sementara terlalu lama juga bisa mendatangkan kebosanan yang akhirnya malah menurunkan gairah. Itulah sebabnya cermatilah kebutuhan suami istri dan ketahui persis kapan pasangan siap melanjutkan hubungan ke tingkat yang lebih mendalam. Jika memang sudah siap, buat apa menunggu lama.
* Libatkan emosi
Aktivitas seksual akan terasa semakin menggairahkan jika melibatkan emosi. Ini akan membuat pasangan merasa dicintai dan dihargai sehingga bisa lebih menikmati setiap sentuhan. Tunjukkan bahwa masing-masing pihak memang berusaha sungguh-sungguh memuaskan pasangannya.
Bahwa pijatan pada sebagian besar pasangan bisa menambah gairah memang tak perlu diragukan lagi. Namun, dalam kondisi tertentu, mungkin saja suami atau istri benar-benar dalam keadaan lelah sehingga hanya perlu dipijat agar bisa beristirahat. Kalau kondisinya seperti ini, ya jangan memaksakan diri untuk melanjutkan aktivitas sampai berakhir dengan hubungan intim.
Selain itu, pada kondisi tertentu, pijatan erotis bisa tidak efektif. Khususnya jika pasangan memiliki gangguan atau hambatan fungsi seksual (disfungsi seksual). Penyebabnya bisa faktor psikis ataupun fisik.
Pun bila pasangan mengidap penyakit tertentu, seperti diabetes, yang bisa mengganggu saraf-saraf di daerah genital, maka pijatan yang dilakukan pasangan akan berakhir sia-sia karena gairah seksual pasangan tidak akan terdongkrak. Demikian juga jika seseorang tengah bermasalah dengan suami istrinya. Dalam kondisi demikian, jangan terlalu berharap pijatan mampu membangkitkan minat pasangan untuk berhubungan intim.
Itulah sebabnya agar aktivitas pijat erotis bisa efektif, ikatan emosional dengan pasangan haruslah senantiasa terjaga harmonis. Jangan lupa untuk mengupayakan penanganan/pengobatan beragam penyakit secara tuntas, terlebih penyakit yang bisa menyebabkan disfungsi seksual. (Kompas,Rabu, 8 September 2010)