Gangguan Ereksi Bisa Diatasi!


Lelaki yang mengalami kekerasan ereksi tidak optimal (EHS 1-3) cenderung merasa malu, dan tidak mengetahui bahwa masalah ereksi bisa diobati. Umumnya lelaki merasa masih bisa berhubungan seks, meskipun performanya kurang maksimal dan bisa berdampak pada hubungan seksual maupun personalnya.

Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, mengatakan bahwa masyarakat tidak terdidik dan justru mudah percaya iklan. Akhirnya daripada mencari pengobatan profesional, lelaki yang bermasalah dengan ereksi justru memperbesar ukuran penisnya.

"Solusinya adalah edukasi yang benar. Konsultasi menjadi penting, karena kebanyakan masalah ereksi terkait penyakit fisik (90 persen) dan bukan hanya karena psikologis," kata Prof Wimpie dalam talkshow seputar kekerasan ereksi beberapa waktu lalu.

Menurut Prof Wimpie, ukuran penis bukan menjadi persoalan utama, namun yang terpenting adalah kemampuan ereksi dan mengontrol ejakulasi. Jika terjadi masalah, lakukan perawatan segera jika ingin hubungan seksual pasutri saling terpuaskan.

Lakukan pemeriksaan dengan konsultasi
Lelaki dengan masalah ereksi perlu melakukan pemeriksaan dengan benar. Konsultasi menjadi langkah awalnya. Persoalan ereksi yang tidak optimal bisa jadi karena disfungsi ereksi (DE) atau gangguan seksual lainnya. Belum tentu pria dengan skala 2 (seperti pisang) lantas dikatakan DE. Bisa juga karena gangguan libido misalnya, jelas Prof Wimpie. Dengan konsultasi, lelaki bisa mengetahui lebih mendalam tentang masalah ereksinya. Sehingga nantinya akan diketahui penanganan yang tepat. Apakah terletak pada libido atau pada skala ereksi yang perlu ditingkatkan lagi.

Cari tahu penyebabnya
Setelah mendapati diagnosa yang benar mengenai masalah ereksi, selanjutnya bisa ditelusuri apa penyebabnya. Apakah gangguan hormon, pengaruh obat-obatan, atau masalah psikis. Dari sini akan diadakan evaluasi untuk mengatasi penyebabnya.

Bantuan obat-obatan
Obat bisa membantu ereksi, namun harus tetap dengan resep dokter. Kalaupun membutuhkan viagra, pastikan disertai resep dokter. Tentunya melalui konsultasi sebelumnya untuk mendapat penanganan yang tepat. PDE5 inhibitor merupakan obat khusus yang dibuat untuk pengobatan disfungsi ereksi. Terapi oral di tahun 1990-an juga menjadi pengobatan untuk pria dengan keluhan DE.

Dari percobaan pengobatan DE di Asia, 80 persen lelaki mampu meningkatkan kepuasan hubungan seksualnya. Sementara itu, 77 persen perempuan merasa terpuaskan, setelah masalah ereksi pasangannya terobati.(Kompas,Minggu, 27/6/2010)