Karena tinggal berlainan kota, pasangan yang telah bertunangan ini menggunakan SMS untuk berkomunikasi. Mereka bahkan memanfaatkannya untuk urusan bercinta. Bisa orgasme pula! Adakah bahayanya? Apakah orang lain bisa mengalami hal yang sama?
“Saya seorang wanita berumur 23 tahun. Tahun depan akan melangsungkan pertunangan dengan pacar yang berusia 28 tahun. Kami berpacaran sudah ± 1,5 tahun. Dalam setahun ini pacar saya mendapatkan pekerjaan di kota asal. Jadi kami berpacaran jarak jauh. Pertemuan kami kadang sebulan sekali atau sebulan dua kali. Selama ini komunikasi kami lancar-lancar saja.
Saya sebagai wanita sangat agresif sekali. Setiap bulan sekali saya sangat ingin bercinta dengan dia, dan hal ini atau rasa ingin bercinta ini saya sampaikan lewat SMS. Pacar saya pun menanggapinya juga lewat SMS. Jadi kami bercinta lewat SMS.
Hal inilah yang meresahkan saya, karena setelah bercinta di SMS saya merasa puas dan lega, badan dan emosi pun ikut lelah. Bahayakah hal ini bila berlanjut terus-menerus?
Setiap bertemu, kami pasti melakukan oral seks. Kami berdua menerima dan setuju dengan melakukan oral seks ini. Oral seks seperti menjadi sarana bagi kami berdua untuk mengungkapkan hasrat dan rasa rindu setelah lama tidak bertemu.
Setelah oral seks, saya mengalami keputihan, warnanya putih susu, yang mengakibatkan rasa gatal di daerah vagina saya. Yang ingin saya tanyakan, keputihan ini disebabkan apa? Apakah hal ini disebabkan vagina terlalu lama dirangsang? Keputihan ini keluar terlebih saat akan haid, dan setelah haid tidak keluar lagi. Mengapa? Bagaimana mengatasi keputihan dan rasa gatal tersebut?”
Ana, Yogyakarta
Tak perlu khawatir
Bercinta lewat SMS? Mungkin yang Anda maksud adalah saling mengungkapkan perasaan melalui SMS, disertai kata-kata erotis sebagai pengganti hubungan seksual.
Banyak orang merasa terangsang dan mengalami reaksi seksual dengan cara itu. Hal ini berarti mereka terangsang karena menerima rangsangan secara psikis lewat kalimat erotis melalui SMS itu. Jadi, langkah itu tanpa rangsangan fisik, seperti ciuman dan rabaan. Sebagian orang kemudian melakukan masturbasi sampai mencapai orgasme setelah merasa terangsang karena kalimat yang erotis di SMS itu.
Saya tidak tahu apa yang Anda maksud dengan “merasa puas dan lega, badan dan emosi pun ikut lelah”. Apakah Anda ingin mengatakan bahwa Anda sampai mencapai orgasme karena menerima rangsangan melalui SMS itu, kemudian merasakan kepuasan seksual karena emosi ikut terlibat jauh?
Kalau benar Anda dapat mencapai orgasme dan merasa puas, saya pikir tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak akan terjadi bahaya mencapai orgasme karena rangsangan melalui kata-kata erotis lewat SMS. Justru tidak ada risiko apa pun yang terjadi. Namun, mencapai orgasme hanya karena menerima rangsangan melalui kata-kata erotis, apalagi lewat SMS, tergolong langka.
Dasarnya kesepakatan
Mengenai seks oral, itu adalah pilihan yang dengan sadar Anda lakukan bersama calon tunangan Anda. Tentu Anda dan dia telah mempertimbangkan dari berbagai segi, sampai sepakat mau melakukan itu dan tidak melakukan hubungan seksual karena belum menikah.
Tidak sedikit yang berpendirian seperti Anda. Hubungan seksual tidak boleh karena belum menikah, tetapi mau melakukan seks oral. Tentu saja pendirian ini belum tentu benar dan dapat didiskusikan.
Seks oral tidak menimbulkan akibat buruk asal memang dikehendaki bersama oleh pasangan itu, menyenangkan kedua pihak, dan keduanya berada dalam keadaan sehat, baik kelamin maupun mulutnya.
Sebaliknya, kalau seks oral dilakukan dalam keadaan terpaksa dan tidak menyenangkan, itu dapat menimbulkan trauma psikis bagi yang merasa terpaksa. Kalau kelamin sedang mengalami infeksi, maka dapat terjadi penularan ke dalam lapisan mulut.
Demikian juga kalau lapisan mulut sedang mengalami infeksi karena tertular penyakit kelamin, infeksi dari mulut dapat menulari kelamin yang menyentuhnya. Selanjutnya, terjadi proses saling menulari.
Mengenai keputihan yang Anda alami, mungkin saja itu keputihan yang normal terjadi pada sekitar masa subur karena keputihan itu terjadi sebelum menstruasi dan setelah menstruasi keputihan itu hilang.
Kalau keputihan itu tidak normal karena infeksi tertentu, tetap saja hal itu akan terjadi walaupun telah terjadi menstruasi. Namun, adanya rasa gatal yang menyertai keputihan dapat memunculkan dugaan kemungkinan adanya infeksi yang menyebabkan keputihan itu
Untuk memastikan apa penyebab keputihan itu, tentu diperlukan pemeriksaan. Setelah itu barulah dapat diberikan pengobatan yang tepat. @
Konsultasi dijawab oleh Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, Sp And (Kompas,Selasa, 16 Februari 2010)