Hampir 50 persen pasien dengan disfungsi ereksi (DE) tidak menyadari adanya hubungan antara disfungsi ereksi dengan faktor yang menyebabkannya.
Demikian hasil survei kualitatif yang baru-baru ini dilakukan Bayer Schering Pharma baru-baru untuk memperlihatkan sejauh mana pemahaman para pria di dunia mengenai disfungsi ereksi dan bagaimana para pria tersebut mencari pengobatan.
Prof Professor Siegfried Meryn, dalam paparannya mengenai survei yang dilakukan lembaga survei pasar Taylor Nelson Sofres (TNS), dalam siaran pers yang dilansir Bayer Schering Pharma, Selasa (16/12), di Jakarta, para penderita DE sangat menginginkan kembalinya kesempurnaan dalam hubungan seksualnya.
Yang paling mengejutkan adalah, ternyata sebanyak 70 persen dari pria menyebutkan dirinya akan bertindak lebih cepat apabila mereka telah mengetahui penyebab disfungsi ereksi sejak dini dan bagaimana disfungsi ereksi ini disebabkan juga oleh penyakit lain, ujarnya.
Selain itu, sebanyak 80 persen dari pasien yang menderita disfungsi ereksi telah mengkonsultasikan kondisinya kepada dokter dan ahli sehingga disfungsi ereksi bukan lagi sesuatu yang tabu bagi para pria. Ketakutan bahwa penyakit lain dapat menyebabkan disfungsi ereksi merupakan alasan terpenting bagi p ara pasien untuk menemui dokter.
Hasil survei juga menunjukkan, para ahli urologi dapat memakai pendekatan menyeluruh untuk memperlihatkan hubungan antara disfungsi ereksi dan penyakit yang menyebabkannya dan menghimbau pasien agar mau untuk membicarakan kondisinya. "Yang lebih penting lagi, mencari pengobatan yang tepat bagi penyakit-penyakit yang menyebabkan disfungsi ereksi," kata Professor Siegfried Meryn, President of the International Society for Mens Health.
Pengobatan untuk mendapatkan kehidupan seksual yang normal kembali merupakan hal penting bagi kebanyakan penderita DE baik itu dengan penyakit-penyakit penyebabnya maupun tidak. Hasil survei menunjukan, pria mementingkan mencari pengobatan bagi disfungsi ereksi yang menjamin ereksi lebih cepat dan lama. Padahal keseluruhan kondisi fungsi tubuh memerangkan fungsi yang cukup signifikan bagi penderita disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi merupakan kondisi yang dialami lebih dari 150 juta pria di dunia, dan prevalensinya diperkirakan terus bertambah sesuai usia. Sebanyak 50 persen pria di dunia dengan usia di atas 40 tahun diperkirakan mengalami disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi dapat disalahpersepsikan sebagai fenomena dari penuaan pada pria. Padahal, sebenarnya disfungsi ereksi merupakan satu tanda dan indikator bagi komplikasi penyakit seperti diabetes, gangguan kolesterol, darang tinggi dan kegemukan.(Kompas,Selasa, 16 Desember 2008)