Siomay Batagor Berbalut Pemicu Kanker

Anda suka makan siomay batagor, anda perlu berhati-hati, karena ada yang menggunakan bahan berbahaya didalam pembuatannya, seperti menambahkan boraks, dll.




Jajanan yang banyak dijual ini dan rasa bumbu kacang yang khas menjadi jajanan terpopuler saat ini. Ya, tidak ada yang tidak mengenal jajanan yang satu ini. Siomay-batogor memiliki banyak peminatnya mulai dari kalangan anak kecil sampai orang dewasa.

Rasa bumbu kacangnya yang menggiurkan serta kerenyahan dari siomay-batogor lah yang menjadi daya pikat jajanan ini. Makanan khas yang sering diberi embel-embel nama “Bandung” ini, memang kian populer.

Tetapi dibalik lezatnya jajanan ini, ditemukan kasus adanya oknum pedagang yang nakal, sehingga merusak citra pedagang siomay-batagor. Kenakalan yang membahayakan berupa pencampuran  bahan kimia yang berbahaya dalam proses pembuatannya.

Lagi-lagi dikarenakan ingin mendapatkan keuntungan serta menekan biaya pembuatan siomay-batagor. Hal licik pun bisa ditempuh oleh oknum penjual siomay-batagor ini.

Konsumen umumnya tidak bisa membedakan, mana siomay-batagor yang aman dikonsumsi, dan mana yang membahayakan. Padahal, kalau jenis makanan tersebut dengan sengaja dicampur boraks, bisa menyebabkan Kanker! Bahaya sekali mendengarnya memang. Para penjual nakal tidak hanya menggunakan bahan kimia untuk membuat siomay-batogor tetapi juga menggunakan ikan yang sudah hampir busuk.

Dengan mengkombinasikan ikan yang hampir busuk, tepung tapioka yang sudah berwarna kecokelatan serta bahan kimia boraks ke dalam adonan siomay-batagor. Itulah yang dilakukan oknum pedagang yang nakal.

Mereka biasa menggunakan boraks bertujuan agar siomay-batagor yang dibuat menajdi kenyal dan tahan lama. Serta takaran boraks yang dicampurkan tersebut sangat berbahaya sekali jika masuk ke dalam tubuh manusia yaitu, terutama menyebabkan iritasi saluran pencernaan, bahkan menimbulkan kanker.

Siomay-batogor pemicu kanker banyak beredar dipasaran. Hasil uji laboratorium dari sampel siomay-batagor ini banyak mengandung bakteri dan positif mengandung bahan kimia. Bakteri yang terkandung didalam siomay-batagor ini seperti Escherichia coli dan Vibrio cholera. Bakteri ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena jika bersarang di dalam perut akan menyebabkan diare sampai gangguan pencernaan kronis.

Perlu hati-hati dalam memilih jajanan yang akan kita beli, jika tidak bisa menjadi korban dari ulah para penjual nakal. Makanan yang kita makan harusnya menjadi nutrisi untuk tubuh kita bukan malah menjadi racun di tubuh. Efek samping dari bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh kita memang tidak langsung dirasakan sekarang tetapi beberapa tahun yang akan datang. Saatnya hidup sehat dengan memakan makanan yang bersih dan bergizi. Namun di balik itu semua, masih banyak pedagang batagor yang memperhatikan kesehatan dan keselamatan pelanggannya. (pantonanews,mytrans,youtube)


Apakah Anda Tahu : 

Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natriurn tetraborat, berbentuk kristal lunak.  Boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium hidroksida serta asam borat.  Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata.  Secara lokal boraks dikenal sebagai 'bleng' (berbentuk larutan atau padatan/kristal) dan ternyata digunakan sebagai pengawet misalnya pada pembuatan mie basah, lontong dan bakso.

Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan, antara lain digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen.

Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi.  Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut.

Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.