Agar "Si Kembar" Tetap Menawan

Perjalanan hidup meninggalkan jejak kenangan di tubuh kita. Salah satu tandanya, payudara tidak sekencang dulu. Sebagian wanita memilih tindakan bedah kosmetik untuk membuatnya tetap terlihat menawan. Pada tahun 2007, lebih dari 163 ribu wanita di atas usia 40 menjalani pembedahan atau implan payudara. Bagaimana prosedurnya?

Pengangkatan Payudara
Menurut dr. Sutjipto Sp.B Onk, dokter ahli kanker payudara RS.Kanker Dharmais, jumlah pasien kanker payudara semakin tahun kian meningkat akibat gaya hidup tidak sehat. Usia penderita semakin muda. Bahkan menurut dokter yang aktif kampaye "Sadar Deteksi Dini" ini, ada pasiennya yang baru berusia 22 tahun. Disinyalirjumlah operasi pengangkatan payudara juga meningkat.

Bagaimana prosedurnya:
Dengan mengangkat kulit dan jaringan yang terkena kanker, dokter melakukan upaya pengangkatan dan membentuk payudara kembali. Sekarang ini ada teknik operasi terbaru yang hanya meninggalkan sedikit bekas luka. Lalu, luka itu bisa ditutup dengan kulit dari sekitar areola. Tetapi masih ada perdebatan, teknik lama atau baru yang terbaik untuk kita.

Efek samping:
Prosedur di atas tidak bisa menggantikan bagian yang sudah diangkat. Jadi, kalau penampilan adalah hal utama bagi Anda, operasi pengangkatan mungkin bukan langkah yang tepat.

Implan Payudara
Jumlah wanita usia 40 tahun ke atas yang menjalani implan payudara meningkat sebesar17% antara tahun 2005, 2006, dan 2007. Atau, diperkirakan sebanyak 17 ribu orang.

Bagaimana prosedurnya:
Ada dua pilihan bahan isi payudara implan yaitu silikon dan salin (berisi mineral, seperti mineral pada garam).

Payudara buatan yang terbuat dari silikon terlihat lebih natural. Tapi, di Amerika Serikat, pada tahun 1992 silikon dilarang digunakan untuk operasi kosmetik. Penyebabnya, ilmuwan mencurigai silikon bisa meningkatkan risiko skleroderma (gangguan sistem daya tahan tubuh yang berdampak pada pembuluh darah dan jaringan sekitarnya), serta gangguangangguan lainnya.

Sekarang, setelah dilakukan penelitian oleh National Cancer Institute, Amerika Serikat, silikon boleh digunakan kembali. "Penelitian mengenai implan payudara dilakukan dengan lebih mendalam, dibandingkan penelitian lainnya. Hasilnya, para ahli berpendapat bahwa implan payudara aman dan efektif asal dilakukan oleh dokter yang benar-benar ahli," kata Donna-Bea Tillman, PhD, direktur perlengkapan operasi di Food and Drugs Association, Amerika Serikat.

Efek samping:
Sekitar 10% bahan implan bisa pecah dalam waktu 5 tahun. Baik yang berbahan silikon maupun salin. Untuk mencegahnya, dianjurkan untuk melakukan MRI tiga tahun setelah operasi. Lalu, rutin 2 tahun sekali, ditambah dengan mammogram setiap tahun. Implan juga bisa mengeras. Delapan puluh persennya terjadi pada yang berbahan silikon. Empat puluh persen pada bahan salin.

Beberapa ahli menyarankan agar implan diganti atau dikeluarkan dalam waktu 15-20 tahun, meskipun teknologi telah menemukan jenis bahan implan payudara yang bisa menyatu dengan tubuh. Studi dari University of Washington menyebutkan bahwa mammogram berkurang keakuratannya hingga 55% pada payudara implan. Sedangkan pada wanita tanpa payudara implan, risiko ketidakakuratan itu cuma 33%.

Untungnya, angka kematian akibat kanker payudara tidak bertambah karena kekaburan hasil mammogram. "Yang penting, wanita dengan payudara implan harus lebih waspada dan rajin memeriksakan diri, " kata Diana L. Mighoretti, PhD.

Reduksi
Lebih dari 56 ribu wanita di atas usia 40 tahun menjalani bedah reduksi atau operasi untuk memperkecil bentuk payudara yang terlalu besar. Makin tua, dampak karena memiliki payudara yang terlalu besar semakin menganggu. Kulit terasa panas, punggung dan bahu sakit, dan bekas tali beha semakin nyata. Semua faktor ketidaknyamanan itu akan berkurang setahun setelah operasi.

Hasil pemeriksaan payudara dan mammogram lebih mudah dibaca pada wanita yang sudah menjalani pembedahan ini. Beberapa ahli bahkan mengatakan, operasi ini bisa mengurangi risiko kanker terutama pada wanita di atas 50 tahun.

Efek samping:
Operasi ini dapat mengurangi sensitivitas di daerah puting. Pada beberapa kasus menyebabkan payudara jadi tidak simetris.(preventionindonesia)