Payudara perempuan dalam kondisi tertentu akan menjadi lebih besar secara alami sehingga terlihat lebih berisi. Namun di suatu massa, payudara juga bisa mengecil. Kapan hal ini terjadi?
Payudara perempuan bisa membesar secara alami saat menjelang kehamilan dan menyusui bayi. Artinya wanita siap memberikan bayinya nutrisi yang amat penting bagi perkembangan fisik dan mentalnya, yaitu ASI. Setelah masa menyusui berakhir, payudara akan kembali ke ukuran semula.
Payudara perempuan bisa membesar secara alami saat menjelang kehamilan dan menyusui bayi. Artinya wanita siap memberikan bayinya nutrisi yang amat penting bagi perkembangan fisik dan mentalnya, yaitu ASI. Setelah masa menyusui berakhir, payudara akan kembali ke ukuran semula.
"Payudara membesar karena ada berkembangnya jaringan yang menghasilkan air susu. ASI sudah diproduksi semenjak usia kehamilan 7 bulan. Kehamilanlah yang membuat payudara membesar, bukan karena menyusui bayi," kata dr Utami Roesli, SpA, dokter spesialis anak sekaligus ketua Sentra Laktasi Indonesia kepada detikHealth seperti ditulis Rabu (7/11/2012).
Pada tahap awal kehamilan, aerola payudara akan berwarna lebih gelap dan puting juga membesar agar memudahkan bayi untuk menemukan sumber makanannya. Meningkatnya kadar hormon juga akan merangsang pertumbuhan dan perluasan jaringan payudara yang merupakan penghasil susu.
Pada trimester kedua kehamilan, payudara mulai memproduksi dan menyimpan kolostrum, yaitu cairan susu yang kental berwarna kekuningan untuk memberi makan bayi selama beberapa hari pertama kelahiran. Kolostrum mengandung zat yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh serta melindungi bayi dari infeksi.
Pada minggu ke-16 kehamilan, payudara sudah siap menyusui. Kondisi ini merupakan antisipasi bagi bayi prematur agar bisa bertahan hidup dengan ASI yang telah kaya protein, zat besi, sodium, lemak dan sifat anti-infeksi. Pada minggu ke-24, aliran darah ke payudara berlipat ganda dan akan terus stabil sampai persalinan.
Membesarnya payudara saat kehamilan disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon esterogen dan progesteron. Untuk mempermudah pengeluaran ASI setelah persalinan, ibu hamil sebaiknya sering memijit-mijit payudaranya. Apabila jalan keluarnya ASI terhambat, cairan susu bisa tertahan dan menyebabkan bengkak serta memicu infeksi.
Setelah masa menyusui bayi selesai, payudara umumnya kembali lagi ke bentuk semula. Namun ada juga kasus payudara kemudian menjadi turun dan kendur. Untuk mengatasinya adalah dengan memperkuat otot dada dan melatih otot-otot di sekitanya sehingga dapat memperkuat otot yang mendukung jaringan payudara.
Dr Utami menekankan bahwa menyusui bayi tidak akan membuat payudara menjadi kendur, bahkan justru menyehatkan sang ibu. Menyusui bayi dapat menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung pada ibu menyusui.
Saat Payudara Mengecil
Sementara itu dr Budiman, SpBP, dari Perhimpunan Ahli Bedah Plastik Indonesia (PERAPI) mengatakan payudara akan membesar atau mengecil sesuai dengan perkembangan hormonal, dan dipengaruhi juga oleh keturunan.
Orang yang gemuk biasanya cenderung payudaranya lebih besar, sedangkan olahragawati tertentu cenderung lebih kecil karena lemaknya terbakar habis.
"Massage atau pemijatan dengan teknik tertentu diyakini bisa memperbesar payudara namun masih dalam perdebatan belum terbukti secara empiris. Makanan atau obat obatan yang mengandung hormon estrogen tentu akan mempengaruhi pertumbuhan payudara," lanjut dr Budiman.
Perubahan lemak dan hormon dalam tubuh dapat membuat payudara menyusut (mengendur), yang akhirnya memperkecil tampilan payudara.
Seperti disampaikan dr Aditya Wardana, SpBP, dokter bedah plastik dari FKUI-RSCM. Memang payudara tidak dapat mengecil secara langsung, namun dengan mengendurkan atau menyusutnya lemak dan jaringan ikat di kulit sekitar payudara, secara tampak luar payudara akan semakin mengecil.
"Payudara tidak mengecil tapi menyusut atau mengendur. Payudara bisa mengendur karena penuaan. Tapi bukan hanya payudara, seluruh tubuh juga demikian, mengalami proses penuaan, pada orang tua kulitnya mulai keriput," ujar Dr Aditya.
Menurut dr Adit, selain faktor penuaan, faktor hormonal juga menyebabkan payudara menyusut. Setelah umur 60-an, hormon reproduksi akan mengalami penurunan, ASI sudah tidak keluar, akibatnya organ terseksi wanita pun jadi mengendur.
Pada kondisi-kondisi tertentu, payudara juga bisa mengalami perubahan ukuran, baik membesar atau mengecil, yaitu:
1. Saat berat badan naik otomatis akan membesar dan saat berat badan turun ukuran payudara bisa ikut menyusut. Ini dipengaruhi oleh ukuran lemak yang menutupi payudara.
2. Proses kehamilan dan menyusui, akan membuat payudara membesar dan normal lagi setelah habis masa menyusui.
3. Sebelum masa menstruasi payudara juga akan membesar karena peningkatan hormon estrogen.
Namun, sebagian perempuan bisa saja tidak mengalami hal tersebut dan tetap memiliki ukuran payudara yang sama sepanjang hidup setelah masa pubertasnya. Yang perlu diingat, ukuran payudara tidak berpengaruh pada kemampuan seorang ibu untuk menyusui bayinya.
Payudara Tidak Berkembang
Pada dasarnya pertumbuhan payudara pada perempuan akan mengikuti pertumbuhan badan secara keseluruhan. Seperti halnya tinggi badan, ukuran payudara juga akan terus berkembang sejak masa remaja hingga mencapai ukuran maksimal pada usia tertentu. Namun pada beberapa perempuan, payudaranya tidak berkembang.
"Kalau ada payudara yang tidak tumbuh, itu sangat jarang dan bisa jadi masalahnya adalah faktor genetik," ujar dr Aditya.
Pada perempuan, ukuran payudara memang sangat dipengaruhi faktor keturunan. Apabila ibu atau neneknya memiliki payudara yang besar, maka bagi seorang perempuan besar pula kemungkinannya untuk memiliki ukuran buah dada yang kurang lebih sama.
Faktor asupan gizi atau nutrisi juga berpengaruh, namun tidak sebesar faktor genetik. "Kalau akibat kekurangan nutrisi, bukan hanya payudara saja yang terpengaruh tetapi juga seluruh tubuh akan terpengaruh karena menyesuaikan dengan perkembangan tubuh itu tadi," tambah dr Aditya.
Bila ingin membuat payudara kencang dan tampak lebih besar, Dr Michael Triangto, SpKO, seorang ahli kesehatan olahraga dari RS Mitra Kemayoran menyarankan agar latihan otot dada dilakukan secara bertahap supaya lemak di jaringan payudara tidak terlalu banyak terbakar. Di setiap tahap, dilakukan evaluasi untuk melihat komposisi lemak dan otot dadanya agar bentuk payudara tidak rusak. (detikhealth)