MITOS DARAH dan KEPERAWANAN

MEMANG, sekarang bukan zamannya lagi wanita itu harus perawan dan mengeluarkan darah perawannya pada saat malam pertama dengan pasangan sahnya. Karena, tidak tertutup kemungkinan pria masih perjaka pada saat malam pertama, bukan? Jadi, jangan hanya wanita saja yang dituntut untuk se-perfect mungkin mempertahankan keperawanannya. Karena tidak fair jika seorang pria yang sudah tidak perjaka lagi menuntut pasangannya masih perawan, pada saat malam pertama mereka.
Perhatikan saja mitos-mitos berikut ini:

Mitos mengenai jika seorang wanita pada malam pertama tidak mengeluarkan darah perawannya, maka ia berarti sudah tidak perawan lagi.
Benarkah begitu?

Tidak juga! Berdarah atau tidaknya seorang wanita pada malam pengantin tidak membuktikan kegadisannya. Karena ada jenis selaput dara yang lebih tebal dari biasanya, lebih kenyal, dan lebih kaku, sehingga tidak berdarah waktu malam pengantin - dan tidak tertutup kemungkinan untuk tidak berdarah pada malam-malam berikutnya. Ada jenis selaput dara yang baru akan koyak atau sobek saat melahirkan anak.

Ada juga mitos yang mengatakan kalau wanita yang sudah tidak perawan lagi kelihatan dari luarnya. Apa iya?

Tidak benar! Tidak ada tanda yang pasti dan kelihatan dengan jelas yang menunjukkan seorang wanita sudah tidak gadis lagi. Untuk membuktikan kegadisan seorang wanita hanya dapat dilakukan melalui visum et repertum oleh dokter kandungan. Dan tanpa bukti itu, orang lain tidak dapat menuduh seenaknya kalau wanita tersebut sudah tidak gadis lagi, sekalipun pada malam pengantin tidak mengeluarkan darah perawannya.

Ada lagi mitos yang mengatakan kalau pria umumnya dapat mengetahui ada perbedaan bercinta dengan wanita yang masih gadis dan dengan wanita yang sudah tidak gadis lagi, dan pria dapat merasakan perbedaan ketidakperawanan akibat kecelakaan dan akibat pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya.

Tidak betul! Keperawanan seorang istri tidak menentukan kepuasan seksual suaminya. Malah sebenarnya, pria memerlukan upaya yang lebih keras untuk wanita yang masih gadis, dan tidak jarang dalam upaya ini malah menimbulkan sensasi yang tidak mengenakkan ataupun ketidakpuasan dari pihak suami. Kalaupun ada cerita tentang kepuasan seksual pria diperoleh dari wanita yang masih gadis hanyalah disebabkan oleh cerita burung tentang kondisi seksual wanita rata-rata yang sudah melahirkan anak.

Namun penyebab kondisi seksual istri setelah melahirkan anak, bukan kondisi sudah tidak ada kegadisannya, melainkan oleh kurang rapatnya jahitan pada saluran vagina akibat sayatan gunting selama dan setelah melahirkan. Jika kerapatannya memadai, maka lubang pasti akan kelihatan dan terasa sempit. Jadi, kesalahan bisa saja berada pada pihak dokter yang menangani persalinan.

Dan perbedaan tidak perawan akibat kecelakaan ataupun akibat pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya juga tidak dapat dipastikan oleh setiap pria. Bahkan suami atau pria dapat terkecoh oleh adanya darah yang keluar pada malam pertama, sebab memang tidak bisa dibedakan, bukan saja penyebab ketidakperawanannya. Untuk mengetahui ketidakperawanan hanya dengan sensasi seksual yang agaknya tidak terasa hebat lagi di pihak wanita. Dikecoh dengan sekadar keluarnya darah sewaktu bersenggama, mana ada pria yang tahu ?

Ada juga sebagian wanita yang mempercayai kalau operasi selaput dara (bedah plastik) dapat mengembalikan selaput dara yang sudah tidak utuh, dan ada juga mitos yang mengatakan kalau suami dapat membedakan darah malam pertama itu adalah darah perawan, ataukah darah perawan yang sudah pernah dioperasi plastik.

Pernyataan seperti itu belum tentu benar. Sebab ada dua jenis bedah plastik, yaitu bedah yang benar-benar bisa mengganti selaput dara yang sudah sobek dan bedah yang hanya sekadar mengaitkan kembali selaput dara yang sudah sobek. Dengan tujuan agar bisa berdarah lagi pada malam pengantin. Jika diperiksa, selaput daranya akan terlihat masih sobek dan sudah tidak utuh lagi.

Sedangkan mengenai suami yang dapat membedakan darah perawan asli atau darah perawan yang sudah direparasi, adalah tidak benar sama sekali. Pria, suami Anda tidak mungkin dapat membedakannya. Karena jika darah menjadi bukti perawan tidaknya seorang wanita, bedah plastik bisa mengecoh setiap pria/suami, bukan? Jadi, tidak ada perbedaan darah itu berasal dari keperawanan atau dari selaput dara yang sudah sobek lalu direparasi supaya dapat berdarah lagi.

Lain dari semua itu, penelitian membuktikan bahwa selaput dara seorang wanita dapat koyak hanya bila wanita tersebut melakukan masturbasi dengan jari tangan ataupun dengan bantuan benda tumpul lainnya. Dengan bukti itu, tentu saja mitos yang mengatakan bahwa selaput dara seorang wanita tidak akan koyak bila melakukan masturbasi dengan jari tangan ataupun benda tumpul. Karena letak selaput dara tidak jauh dengan muara vagina. Dan begitu mudah dijangkau oleh jari tangan atau benda seukuran panjang jemari tangan. Memang, tidak mudah mengoyak selaput dara, namun bukan kejadian mustahil bila terkoyak lewat masturbasi.

Dan anggapan "Semua janda tidak perawan!", belum tentu benar sama sekali. Jangan menghakimi para janda dengan pernyataan seperti itu. Itu sangat tidak adil dan kelihatan mengintimidasi para janda. Karena ada juga status janda secara hukum, tetapi belum secara biologis. Misalnya, janda yang menikah dengan suami homo, janda yang suaminya belum pernah menyentuhnya karena alasan apapun, atau janda yang mempunyai jenis selaput dara yang tergolong susah terkoyak dan belum mempunyai anak. Jadi belum tentu janda itu tidak gadis lagi, bukan?

Mitos lain, yang mungkin akan ditertawai wanita, adalah mitos yang mengatakan bahwa seorang pria akan awet muda bila sering memerawani gadis. Entah, datang dari mana mitos ini. tetapi jangan percaya wahai kaum pria! Tidak ada kolerasi antara sering melakukan kegiatan seksual dengan gadis dan keampuhan mengawetkan diri Anda (pria). Sebab, untuk menjadi awet muda, baik pria maupun wanita memerlukan unsur lainnya. Bahwa melakukan kegiatan seksual yang lebih aktif dengan wanita lain selain istri Anda, mungkin benar lebih membuat seorang pria lebih bergairah dalam hidupnya. Untuk itu, tak perlu harus dengan yang masih gadis - bisa dengan siapa saja.Sumber: Mitos seputar seks, Dr. Handrawan Nadesul