Pernahkah anda bertanya-tanya, mengapa orang yang lanjut usia umumnya giginya tidak lengkap lagi? Bahkan jumlah sisa giginya bisa dihitung dengan jari. Rupanya, ada berbagai faktor yang menyebabkan kakek nenek giginya tinggal dua. Salah satu diantaranya adalah lubang pada akar gigi.
Gigi Berlubang, Bukan Hanya Punya Anak-Anak
Gigi berlubang rupanya tidak hanya menyerang anak-anak. Masalah ini dapat terjadi pada semua orang dari berbagai usia, termasuk orang lanjut usia. Akan tetapi, pada anak-anak dan dewasa muda lubang umumnya terjadi pada bagian mahkota gigi, yaitu bagian gigi yang berada di atas gusi dan terlihat saat kita tersenyum. Namun pada warga senior, lubang lebih sering menyerang pada bagian akar gigi, yang tertanam di dalam gusi. Akibatnya, gigi menjadi goyah dan mudah patah. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Prof. Dr. drg. Hj. Melanie S Djamil, Mbiomed menjelaskan penyebabnya. Pada orang-orang tua, gusi biasanya akan mulai mengalami penyusutan, sehingga akar gigi yang tadinya tertutupi menjadi terbuka dan terekspos. Jika kebersihan mulut kurang terjaga baik, kuman akan menempel di mulut dan membentuk lapisan plak yang lengket, termasuk di bagian akar gigi yang terbuka tersebut. Padahal, akar gigi hanya dilapisi oleh lapisan dentin yang lebih mudah rusak dibanding lapisan email yang melindungi mahkota gigi. “Akibatnya, kuman di dalam mulut akan lebih mudah menyerang dan menimbulkan lubang di akar,” terangnya.
Terbukanya akar gigi, bukan merupakan satu-satunya faktor terjadinya lubang. Selain akar harus terbuka, lubang juga akan lebih mudah terbentuk karena pada lansia produksi air liur juga lebih sedikit. Padahal, air liur sangat penting untuk membilas gigi dan mulut agar tidak mudah terbentuk lubang gigi. “Orang tua juga mungkin mengalami keterbatasan fisik sehingga sulit menyikat gigi atau membersihkan mulutnya sendiri. Apalagi jika ada gangguan seperti diabetes, lubang akar gigi pun menjadi lebih mudah terjadi,” katanya.
Kerap Terlewat
Anda tidak pernah bangun tidur dan menemukan gigi tiba-tiba sudah berlubang bukan? Tentu saja karena lubang pada gigi, termasuk pada bagian akar, terbentuk secara perlahan. Dimulai dari lubang yang sangat kecil, hingga akhirnya perlahan membesar. Awalnya tidak terdeteksi, namun lama kelamaan dapat diketahui melalui pemeriksaan gigi, dan akhirnya terlihat secara kasat mata.
Lubang pada gigi, mungkin tidak disadari dan hanya menyebabkan rasa sedikit ngilu. Akan tetapi, lubang pada akar lebih sulit lagi dirasakan kehadirannya. Pasalnya, pada bagian akar gigi, rasa ngilu dan sensitif terhadap makanan dan minuman dingin serta manis dapat tidak ada sama sekali. Ditambah lagi, pada lansia persarafan gigi juga menurun sensitivitasnya. Lalu bagaimana kita tahu ada tidaknya lubang di akar gigi?
Umumnya, lubang akar gigi pada lansia diketahui dan ditemukan oleh dokter gigi pada pemeriksaan rutin atau saat membersihkan gigi. “Untuk itu, perawatan dan pemeriksaan gigi secara rutin sangat dianjurkan pada lansia, terutama mereka yang juga penderita diabetes mellitus,” tambahnya. Akar yang berlubang akan dirasakan lebih lunak saat disentuh dengan instrumen dokter gigi. Untuk memastikan, dokter mungkin akan meminta dilakukannya pemeriksaan rontgen gigi, terutama pada lubang yang terjadi di sela dua buah gigi.
Bila Dibiarkan Akan Cepat Menyebar
Ah, biar saja toh, sudah tua. Tunggu dulu, lubang pada akar sebaiknya jangan dibiarkan, karena dapat lebih cepat membusuk dan menyebar dibandingkan lubang pada mahkota gigi. Seperti yang disebutkan di atas, bagian akar tidak memiliki pelindung sebaik email yang terdapat di permukaan mahkota gigi. Lubang dapat menyebar ke bagian dalam gigi, tempat terdapatnya saraf gigi, dan menyebabkan nyeri dan infeksi.
Akar gigi merupakan fondasi dari mahkota gigi di atasnya. Namun, banyak yang meremehkan karena tidak menimbulkan rasa nyeri meskipun sudah terlihat secara kasat mata saat anda bercermin. Kenyataannya, lubang kecil ini dapat melemahkan seluruh gigi dan gigi dapat patah tepat di garis gusi, dengan akar yang masih tertinggal di dalam gusi. Jika sisa akar ini dibiarkan, juga dapat menyebabkan nyeri dan infeksi di gigi dan gusi. Hal ini sama seperti pohon yang terlihat kokoh, tiba-tiba tumbang karena akarnya sudah membusuk.
Lubang pada akar dapat lebih sulit diatasi oleh dokter gigi. Karena berfungsi sebagai fondasi gigi, mungkin tidak cukup diatasi hanya dengan menambal sehingga harus menjalani prosedur crowning. Kerusakan yang sudah mengenai pulpa (rongga di dalam gigi) memerlukan perawatan endodontic atau perawatan saluran akar untuk mencegah infeksi dan nyeri. Pada kerusakan yang terlampau berat, gigi terpaksa harus dicabut.
Langkah Pencegahan
Siapapun pasti ingin senyum indah cemerlangnya tetap awet hingga kakek nenek. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar gigi anda tetap prima di foto pernikahan cucu kesayangan.
Karena penyebab utama lubang pada akar adalah kuman, menjaga kebersihan gigi adalah hal wajib yang tidak boleh dilewatkan. Konsultasikan dengan dokter gigi, terutama jika gusi sudah mulai tampak menyusut. “Jika karena gangguan fisik, seperti rematik, kelemahan otot atau pikun anda sulit untuk menyikat gigi, jangan ragu meminta orang terdekat untuk membantu. Pastikan juga menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, yang penting untuk mencegah gigi berlubang,” ujarnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah diet atau makanan sehari-hari. Makanan manis dan mengandung karbohidrat tinggi dapat melipatgandakan jumlah bakteri di dalam mulut. Misalnya nasi, roti, pasta atau permen. Banyak minum air juga akan membantu membilas sisa makanan dan bakteri di dalam mulut, terutama jika mulut kering akibat produksi air liur kurang banyak.
Terakhir, jangan lewatkan janji dengan dokter gigi untuk pemeriksaan rutin atau membersihkan gigi secara teratur. Dengan demikian, lubang akan terdeteksi lebih dini sehingga lebih mudah diperbaiki dan gigi juga lebih kinclong.