Kalau kita tahu terjemahan kata-kata ini, dengan segera kita tahu apa artinya istilah ini. Asma bronkial berarti “pernapasan yang sulit”. Apakah kita tahu bahwa dalam satu hari kita bernapas lebih dari dua puluh lima ribu kali? Sering sekali, bukan?
Tanpa udara kita tidak dapat hidup. Kalau kita menarik napas, maka kita masukkan zat asam ke dalam paru-paru kita. Kemudian kita menghembuskan keluar udara yang terpakai itu dan menarik napas lagi. Kalau menyelam di dalam air, pada suatu saat kita terpaksa naik ke atas lagi untuk bernapas.
Orang-orang yang menderita asma sering mengalami kesulitan untuk memperoleh udara. Dinding dari pohon bronkial dan otot-otot kecil di saluran udara di paru-paru dapat kejang dan mengerut. Lagipula ada terlalu banyak lendir, sehingga saluran udara mampet. Karena itu otot-otot pernapasan harus bekerja lebih keras dan sebagai akibatnya orang terengah-engah.
Namun saluran udara dapat juga tiba-tiba mengerut kalau ada sesuatu yang masuk dari luar yang tidak diperkenankan masuk, seperti debu atau tepung sari dari bunga. Bahkan bulu dari binatang piaraan dapat mengakibatkan suatu serangan. Pada beberapa anak, saluran udara akan mengerut pada saat mereka sedang berusaha keras, misalnya sewaktu berolah raga. Udara tidak cukup banyak dapat masuk ke paru-paru, dan lebih gawat lagi udara juga tidak bisa keluar.
Sesak napas memang tidak enak, karenanya kita dapat menjadi panik. Untung ada obat-obatan bagi orang yang menderita asma. Kita dapat umpamanya membawa dan mengantongi inhalator dengan spray, yang dengan cepat dapat merenggangkan penyempitan di saluran udara, sehingga dapat bernapas lagi dengan mudah. Kadang-kadang obat itu tidak menolong. Dalam keadaan seperti itu, harus segera ke rumah sakit untuk mendapat obat khusus dan zat asam lewat masker atau suatu alat pernapasan.
Bernapas, cabang bronkial: paru-paru
Tanpa udara kita tidak dapat hidup, ini tentu jelas. Tapi apakah kita tahu juga apa yang terjadi pada waktu bernapas? Apa yang terjadi tidak begitu sederhana. Juga di sini tubuh melakukan banyak sekali pekerjaan secara otomatis.
Hidung dan mulut berhubungan dengan pipa pernapasan (atau batang tenggorok) melalui rongga tenggorokan. Pipa pernapasan itu merupakan pipa yang kuat yang terdiri atas otot dan tulang rawan. Pipa itu terletak di depan buluh kerongkongan. Pipa pernapasan itu pendek saja dan kemudian bercabang menjadi dua bronkus, yaitu saluran udara. Mereka masuk ke dalam paru-paru dan bercabang terus menjadi bronkus-bronkus yang kecil, yang kemudian bercabang lagi, seperti pohon dengan cabang dan ranting. Pada cabang pohon ini bergantungan daun-daun, yaitu gelembung-gelembung paru-paru.
Selain saluran udara kecil, di paru-paru terdapat juga banyak pembuluh darah kecil. Kalau kita menarik napas, udara masuk melalui hidung dan mulut ke pipa pernapasan dan ke bronkus sampai ke gelembung-gelembung paru-paru. Gelembung-gelembung itu mempunyai dinding tipis yang dapat dilewati sehingga sebagian dari udara – yaitu zat asam – dapat masuk ke dalam pembuluh-pembuluh darah kecil. Sel darah merah mengambil zat asam dan membawanya melalui pembuluh darah ke sel-sel. Kalau zat asamnya habis terpakai, ia akan berubah menjadi dioksida zat arang dan harus dibuang keluar dari tubuh. Pertukaran keluar ini terjadi juga pada dinding halus dari gelembung paru-paru, yang juga disebut membran.
Pada waktu bernapas ada otot-otot lain yang bekerja. Yang terbesar adalah diafragma, sekat rongga badan antara dada dan perut. Di antara tulang iga ada juga otot-otot. Kadang-kadang kita dapat melihat pada anak-anak yang menderita penyakit pada paru-parunya, seperti asma, bagaimana otot-otot di antara tulang iga mengerut, meregang dan mengerut lagi.